Ekonomi RI Diproyeksikan Tumbuh, Bagaimana Perkembangannya?

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal IV tahun 2021 mencapai 5,04 persen lebih tinggi jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Proyeksi ini didasari oleh perkembangan sejumlah indikator ekonomi di Indonesia, seperti surplus neraca pembayaran sebesar US$ 3,5 miliar per November 2021. Lalu, investasi portofolio asing yang mencatatkan net outflow US$ 2,3 miliar pada 1 Oktober sampai 14 Desember 2021.

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan optimis pertumbuhan kuartal IV 2021 akan lebih baik dari kuartal sebelumnya, karena terpantau terjadi perbaikan berbagai indikator ekonomi dalam negeri. Pertama, mobilitas masyarakat pada November yang telah meningkat melampaui level sebelum pandemi. Kedua, Indeks keyakinan konsumen (IKK) Oktober 2021 tembus level optimis menjadi 113,4. Setelah berada pada level pesimis selama tiga bulan berturut-turut dari Juli sampai September 2021 karena memproteksi kesehatan dan keselamatan rakyat melalui penerapan PPKM. Ketiga, indeks pengeluaran masyarakat (spending index) naik signifikan. Hingga 14 November, pengeluaran mencapai level 137 atau mendekati puncak belanja pada saat Lebaran 2021 yang berada pada posisi 137,5. Keempat, indeks manufaktur atau Purchasing Manager Index (PMI) selama tiga bulan berturut-turut, mulai dari September sampai dengan November 2021 menunjukkan kondisi yang ekspansif.

Di sisi lain, Panji menyebut inflasi dalam negeri juga cukup terkendali di level 1,75 persen pada November 2021, di bawah target Bank Indonesia (BI) yang kurang lebih sebesar 3 persen. Dari sisi eksternal, ia memaparkan neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tren surplus. Misalnya pada Oktober 2021 surplus neraca perdagangan mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar US$ 5,7 miliar.

Sedangkan akumulasi surplus neraca perdagangan dari Januari sampai Oktober 2021 mencapai US$ 30,8 miliar, lebih tinggi dari periode sama 2020 yang sebesar US$ 16,9 miliar. Lalu, kinerja neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III 2021 juga positif dengan surplus US$ 4,47 miliar atau 1,49 persen terhadap PDB, didorong oleh peningkatan surplus neraca barang. Kondisi eksternal Indonesia yang sangat baik diperkirakan mampu menahan gejolak pasar yang timbul karena dampak dari normalisasi kebijakan moneter di negara-negara maju, khususnya AS atau yang juga biasa disebut dengan tapering off.

Khusus untuk tahun depan, Panji Irawan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI pulih di level 5,17 persen. Sedangkan, inflasi akan naik menjadi 3,1 persen. Bersamaan dengan itu, BI juga akan melonggarkan kebijakan fiskal dengan menaikkan suku bunga menjadi 4 persen. Dengan begitu dapat diproyeksikan bahwa, nilai tukar rupiah akan ada pada kisaran Rp 14.392 per dolar AS. Sementara, untuk imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah Indonesia tahun depan diprediksi mencapai 6,72 persen.


Sumber gambar: mediaindonesia.com

Penulis:

Anggi Nofita Sari