Direktur Treasury & International Banking Bank
Mandiri Panji Irawan optimis pertumbuhan kuartal IV 2021 akan
lebih baik dari kuartal sebelumnya, karena terpantau terjadi perbaikan berbagai
indikator ekonomi dalam negeri. Pertama, mobilitas masyarakat pada November
yang telah meningkat melampaui level sebelum pandemi. Kedua, Indeks keyakinan
konsumen (IKK) Oktober 2021 tembus level optimis menjadi 113,4. Setelah berada
pada level pesimis selama tiga bulan berturut-turut dari Juli sampai September
2021 karena memproteksi kesehatan dan keselamatan rakyat melalui penerapan PPKM.
Ketiga, indeks pengeluaran masyarakat (spending index) naik signifikan.
Hingga 14 November, pengeluaran mencapai level 137 atau mendekati puncak
belanja pada saat Lebaran 2021 yang berada pada posisi 137,5. Keempat, indeks
manufaktur atau Purchasing Manager Index (PMI) selama tiga bulan
berturut-turut, mulai dari September sampai dengan November 2021 menunjukkan
kondisi yang ekspansif.
Di sisi lain, Panji menyebut inflasi dalam negeri
juga cukup terkendali di level 1,75 persen pada November 2021, di bawah target
Bank Indonesia (BI) yang kurang lebih sebesar 3 persen. Dari sisi eksternal, ia
memaparkan neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tren surplus. Misalnya pada
Oktober 2021 surplus neraca perdagangan mencapai rekor tertinggi sepanjang
sejarah sebesar US$ 5,7 miliar.
Sedangkan akumulasi surplus neraca perdagangan dari
Januari sampai Oktober 2021 mencapai US$ 30,8 miliar, lebih tinggi dari periode
sama 2020 yang sebesar US$ 16,9 miliar. Lalu, kinerja neraca transaksi berjalan
Indonesia pada kuartal III 2021 juga positif dengan surplus US$ 4,47 miliar
atau 1,49 persen terhadap PDB, didorong oleh peningkatan surplus neraca barang.
Kondisi eksternal Indonesia yang sangat baik diperkirakan mampu menahan gejolak
pasar yang timbul karena dampak dari normalisasi kebijakan moneter di
negara-negara maju, khususnya AS atau yang juga biasa disebut dengan tapering
off.
Khusus untuk tahun depan, Panji Irawan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI pulih di level 5,17 persen. Sedangkan, inflasi akan naik menjadi 3,1 persen. Bersamaan dengan itu, BI juga akan melonggarkan kebijakan fiskal dengan menaikkan suku bunga menjadi 4 persen. Dengan begitu dapat diproyeksikan bahwa, nilai tukar rupiah akan ada pada kisaran Rp 14.392 per dolar AS. Sementara, untuk imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah Indonesia tahun depan diprediksi mencapai 6,72 persen.
Sumber gambar: mediaindonesia.com
Penulis:
Anggi Nofita Sari