Seminar Financial Technology dan Transformasi Industri Keuangan Syariah di Indonesia



Semarang (07/02) - Forum Studi Hukum Ekonomi Islam (forshei) mengadakan seminar  dengan tema “Financial Technology dan Transformasi Industri Keuangan Syariah di Indonesia. Acara ini bertempat di auditorium 2 kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Diikuti oleh 413 peserta baik peserta RTT (Regional Training for Trainer) dari KSEI se-Jawa Tengah, akademisi, mahasiswa, tamu undangan, dan masyarakat umum. Seminar kali ini mengundang tiga pembicara yaitu saudara Muhammad Fuad Hasbi selaku Co-Founder tumbas.in, Bapak Bondan Suryatmojo selaku Business Analyt Manager PT Pegadaian (Persero) Kanwil XI Jateng dan DIY, dan Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, M.A selaku akademisi UIN Walisongo. Acara dimulai pukul 08.45 WIB, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh saudara Eko Nur Coliludin. Selanjutnya menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars FoSSEI yang dipandu oleh saudari Ulya Salsabila.
Dilanjutkan acara sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh saudara Muhammad Firdaus selaku ketua umum forshei. Sambutan kedua oleh saudara Agung Nurdiansyah Firdaus selaku koordinator FoSSEI regional Jawa Tengah. Dilanjutkan sambutan yang ketiga oleh Bapak M. Arifin S.Ag, M.Hum selaku wakil dekan III Fakultas Syariah dan Hukum. Acara di buka dengan pemukulan gong sebanyak 9 kali pukulan dan launching Majalah Falah edisi ke 8 dengan tema Bank Wakaf Ventura”dilanjutkan pembacaan doa oleh saudara M. An’im Jalal.
Seminar nasioanal financiay Technology dan Regional Training for Trainer (RTT) ini mengusung tema adat Jawa Tengah. Seminar nasional ini merupakan serangkaian acara RTT. RTT merupakan program kerja FoSSEI Regional Jawa Tengah yang bekerjasama dengan KSEI forshei UIN Walisongo Semarang.
Tiba pada acara inti yaitu Seminar Nasional dengan penyampaian materi-materi oleh para pembicara. Penyampaian materi pertama mengenai Start up Indonesia” oleh saudara Muhammad Fuad Hasbi selaku Co-Founder tumbas.in. menurut beliau start up merupakan aplikasi yang digunakan untuk usaha saja. Start up bermula dari sebuah masalah, berawal dari kejadian yang sering berulang, lalu dicatat. Pastikan terdapat user yang digunakan. Start up itu bisnis dilakukan dengan berulang, lebih fokus ke penggunanya. Pengguna internet di Indonesia ada 132,7 juta, ada 17000 start up di Indonesia, begitu banyak yang teracuni oleh start up. Kemungkinan sekarang bisa kita lihat perkembangannya.”, ujar fuad. Dari pernyataan tersebut dapat kita pahami bahwa bisnis start up di Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang.
Materi kedua mengenai “Strategi Industri Keuangan Syariah dalam Menghadapi Perkembangan Financial Technology” oleh Bapak Bondan Suryatmojo Manager Businness Analyt PT Pegadaian (Persero) Kanwil XI Jateng dan DIY. Beliau mengatakan, saat ini pegadaian memiliki beberapa pelayanan  berupa pembiayaan emas, pembiayaan, dan aneka jasa. Pegadaian harus berkembang dan saat ini kebutuhan masyarakat semakin menambah. Nasabah semakin lama semakin berkurang apabila dibandingkan dengan bank yang melakukan pembiayaan di  pegadaian. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya start up. Sampai sekarang dengan adanya aplikasi pegadaian, nasabah dapat memasukkan data barang jaminan. Terdapat proses pendaftaran agen menggunakan aplikasi.
Materi ketiga “Financial Technology dalam Perspektif Islam oleh Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, M.A selaku akademisi UIN Walisongo. Beliau mengatakan bahwa sudah ada konsentrasi syariah. Financial technology adalah kegiatan bisnis yang bertujuan menyediakan jasa keuangan. Di Indonesian Financial technology sudah mulai berkembang mulai dari tahun 1866-1967 sampai sekarang. Seperti adanya ATM dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan tersebut, hukum adanya financial technology sama halnya dengan hukum muamalah yang menyebutkan bahwa bermumalah (bertansaksi) diperbolehkan apabila tidak ada dalil yang melarangnya.
Acara selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Terlihat antusiasme para peserta untuk bertanya, salah satunya pertanyaan dari saudara Arwan Bukhori (KSEI UNNES) yaitu “seseorang itu mempunyai jalan kesuksesan sendiri-sendiri. Menurut  Saudara Fuad kendala apa yang dihadapi seorang founder tumbas.in dalam menjalankan bisnis ini? Bagaimana cara mempertahankan bisnis tersebut? Karena biasanya start up susah dipertahankan dari dalam negeri maupun luar negeri”.
“Sudah mulai usaha, berjalan beberapa bulan, jangan takut gagal, kendalanya jika sampai titik gagal itu sudah biasa., UNDIP,UNNES kedua hacher kami mas Auzi angkatan 2014, dari UDINUS 2012. Ketika tumbasin ini pengalaman yang seru 5 jalan ke pasar ibu-ibu  penasaran kenapa cowo belanja kepasar, mereka tarik perhatiannya. Kemudian kami membantu ibu buat belanja akhirnya dibikin aplikasinya”, jawab saudara Fuad selaku Co-founder tumbas.in Semarang. Acara dilanjutkan dengan penyerahan kenang-kenangan untuk para narasumber, moderator, dan pembagian doorpize kepada peserta kemudian foto bersama.  Acara selesai dan ditutup pada pukul 11.45 WIB.


Rifqana Ridha (Kader forshei 2017)