Berburu Aset Safe Haven di Tengah Pandemi, Harga Emas Makin Bersinar



Pandemi Covid-19 telah membawa dampak serius bagi ekonomi global. Pasalnya, penyebaran Covid-19 telah memaksa banyak sektor ekonomi untuk berhenti sementara. Hal ini tentu membawa dunia internasional pada kondisi serius, mengingat aktivitas perekonomian dunia selama ini tidak pernah beristirahat. Namun sekarang tiba-tiba harus berhenti untuk jangka waktu yang tidak dapat ditentukan. Dilansir dari bbc.com, sektor-sektor ekonomi yang terdampak pandemi yaitu transportasi udara, Industri, dan bisnis.

Tingginya risiko ketidakpastian kapan pandemi berakhir serta adanya ancaman gelombang kedua pandemi, menyebabkan para investor dunia makin agresif untuk berburu aset safe haven. Emas dianggap sebagai salah satu instrumen yang paling aman untuk menghadapi  keterpurukan ekonomi global akibat pandemi.Sejak World Health Organization (WHO) menetapkan penyebaran virus corona sebagai pandemi pada Maret lalu, harga logam mulia baik global maupun dalam negeri langsung bergerak naik.

Dilansir dari cnbcindonesia.com, dalam dunia internasional emas yang pada bulan Januari bertengger di angka US$ 1580/troy ons mampu merangkak naik menjadi US$ 1780/troy ons di bulan Juni dan bahkan sempat mampir di angka US$ 1790/troy ons pada bulan Maret. Total kenaikan harga komoditas emas menutup semester pertama tahun ini  mencapai 17,38%.

Sedangkan untuk dalam negeri atau harga mas Antam, pada bulan Januari harga emas yang berada di angka 678 ribu/gram terus melonjak hingga mampu menembus angka 832 ribu/gram di bulan Maret dan 814 ribu/gram di bulan Juni. Ada selisih kenaikan sekitar 136 ribu untuk bulan Januari dan Juni. Total kenaikan harga komoditas emas menutup semester pertama tahun ini mencapai 20% di dalam negeri.

Tak hanya di semester pertama tahun ini, harga emas juga masih berkilau di bulan Juli. Membuka semester kedua, harga emas dunia sudah melewati level psikologis US$ 1.800/troy ons pada perdagangan Rabu lalu (8/7/2020) dan mendekati rekor tertinggi sejak 16 September 2011 atau sekitar 9 tahun yang lalu di angka 1920,3/troy ons. Dilansir dari tirto.id,untuk di dalam negeri, harga logam mulia antam terhitung Rabu (8/7/2020) mencapai 934 ribu/gram.

Dalam catatan yang dikutip CNBC International pertengahan Juni lalu, bank investasi ternama, Goldman Sachs memprediksi harga emas akan mencapai US$ 1.800/troy ons dalam 3 bulan ke depan, US$ 1.900/troy ons 6 bulan ke depan, dan US$ 2.000/troy ons dalam 12 bulan ke depan.

Sementara itu Ole Hansen, Kepala Ahli Strategi Komoditas di Saxo Bank, memprediksi emas akan mencetak rekor tertinggi pada tahun depan, dan jangka panjang emas akan mencapai US$ 4.000/troy ons.

Ramalan paling ekstrim datang dari Dan Olivier, pendiri Myrmikan Capita, yang memprediksi emas akan mencapai US$ 10.000/troy ons.

sumber gambar: kompas.com




Penulis
 
Salsabila Dhiya Alriye
 (Kader forshei 2019)