Semarang, 27/04-Forum
Studi Hukum Ekonomi Islam (ForSHEI) mengadakan Seminar Nasional dengan tema
gerakan sadar digital, untuk ekonomi yang lebih ideal. Seminar ini merupakan serangkaian acara harlah forshei ke-9, yang bertempat di audioturium 2 kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Yang dihadiri oleh Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, tamu-tamu undangan, para pemateri dari
Bank Indonesia, PT Telkom Indonesia, Tapp Market Indonesia, KUDO, serta para
peserta seminar nasional dengan jumlah 304 orang. Acara dimulai pada pukul
09.00 ditandai dengan pemukulan jimbe oleh perwakilan Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Seminar kali ini dibagi
menjadi dua sesi yaitu: sesi pertama penyampaian keynote speech serta materi
seminar yang di moderatori oleh bapak Choirul Huda, sesi kedua promosi yang dilakukan oleh KUDO. Selanjutnya
acara dibuka dengan membaca basmalah dan dilanjutkan dengan penyampaian keynote
speech, yang diawali dengan pembacaan CV
Syafigh Pahlevi,S.T mewakili ketua kadin. Beliau mengatakan mengenai tentang “Go Smart Go Digital”. Selanjutnya penyampaian materi Seminar oleh
presentasi pertama dari Telkom Bapak. Firdaus Ruswandi. Menjelaskan bahwa: Telkom
memaparkan tiga hal yaitu Global overview, Tekom in a brief dan Digital
technopreneur. Global overview meliputi Pertumbuhan 41,6 %. Pengguna internet
user sudah hampir setengahnya. Pertumbuhan ekonomi diatas yang paling penting
jauh di atas negara maju. Visi telkom “Be the king of digital”. Menjadi
perusahaan telekomunikasi dan digital. Digital tanpa infrastruktur meliputi
bagian Darat, laut, udara. Darat Fiber optik sampai ke timika papua 2 setengah
kali keliling dunia. Telkom tol laut, mencanangkan indonesia digital network.
Sekitar 160 km 2 stengah keliling dunia. Udara satelit, Id access mulai dari
2g, 3g, 4g, telkon mengikuti perkembangan hingga 5g. 4g kecepatan 10 mega. Digital
technopreneur oleh telkom meliputi pembuatan start up. Contoh start up binaan
telkom yaitu tokopedia dan gojek.
Materi kedua oleh BI, yang diwakili oleh Bapak Dian
Nugraha. Materi yang bertemakan “Menjawab tantangan era digital dengan
optimalisasi layanan keuangan digital (LKD)”, menjelaskan mengenai bagaimana peran BI menjaga stabilitas
moneter agar harga komoditas wajar. Stabilitas sistem pembayaran, Keamanan dan lain-lain.
BI juga memaparkan mengenai Gerakan non tunai. Semakin modernnya mengecil
fungsi uang tunai dengan uang elektronik relatif lebih cepat dan efisin. Budaya
tersebut harus ditingkatkan. Transaksi dengan keuangan digital porsinya akan
meningkat.
Materi ketiga oleh Tapp Market Indonesia, yang
diwakili Bapak Heru Setiawan. Pemberdayaan e-commerce untuk kemajuan ekonomi indonesia.
Potensi e-commerce di indonesia ini sangat luas, menurut bapak jokowi untuk
menjadi ekonomi digital dari produk
e-commerce, Indonesia banyak aplikasi yang bisa digunakan. Salah satunya
Anbanked people, tujuannya Orang yang tidak mempunyai rekening agar tetap bisa bertransaksi
online dengan melakukan transfer. Start up orientasi kepada orang yang punya
rekaning. Indonesia adalah produsen android terbesar di dunia. Survei dari
internet dari 276 juta jiwa, kita mendapat 60 juta rekening. Namun
masing-masing orang bisa memiliki lebih dari 1 rekening. Orang yang tidak
memiliki rekening banyak. Hampir 2 setengah juta orang memakai kartu kredit di
indonesia. Dan mereka bisa menggunakanya untuk berbelanja di Tapp Market
Indonesia. Sesi pertama ini diakhiri dengan penyerahan cindramata kepada para pemateri.
Sesi kedua dilanjutkan dengan promosi oleh Eva
Budianto dari pihak KUDO. Kudo adalah aplikasi yang hampir sama dengan tapp,
yang berfungsi untuk berbelanja secara online. Terus apakah mereka tidak ada
persaingan diantara keduanya? Seperti indomaret dan alfamart, Keduanya saling
bersaing dan berkembang dengan fasilitas-fasilitas
yang dimiliki yang dimiliki dan menggunakan strategi yang dimilikinya. Acara seminar
nasional kali ini sangat meriah dengan antusiasnisme para peserta dalam
menyampaikan berbagai pertanyaan. Salah satunya dari peserta asal Universitas
Muhammadiyah Surakarta yaitu bagaimana Peran
BI mensupport Bank sampah di Indonesia? “ Bank Indonesia sangat mendukung
apabila ada mayarakat atau relawan yang melakukan hal tersebut. Karena tidak
semua diatasi oleh pemerintah. Itu dapat dilakukan oleh masyarakat yang dapat
dimanfaatkan menjadi uang. Sampah dapat dijadikan kerajinan tangan menjadi karya
yang ekonomis. Nasabah hanya pemerintah dan perbankan bukan masyarakat.” acara
diakhiri dengan pembagian doorprize kepada para peserta yang bertanya.
Muhayyama Rusdhita Jana (Kader ForSHEI 2015)