
Peradaban manusia dikembangkan melalui
proses pembelajaran yang panjang dan terus-menerus. Jika dilihat dari konteks
sejarah dan jika benar manusia berevolusi, tentunya peradaban dimulai dari
sekumpulan manusia purba yang terasing di pedalaman hutan. Selama beribu-ribu
tahun sekumpulan itu terus menyesuaikan diri dan memperbaiki taraf kehidupan
hingga singkat kata pada abad 21 ini, manusia berhasil membangun peradaban
maju. Apa yang menjadi kunci dari keberhasilan tersebut? Pendidikan. Manusia
dibekali kemampuan berpikir dan belajar. Inilah yang membedakan manusia dengan
makhluk hidup lain yang ada di dunia ini.
Revitalisasi pendidikan tampaknya harus
menjadi prioritas utama. Dan itulah sesungguhnya yang perlu dikembangkan secara
berkualitas dan sungguh-sungguh. Sebab pendidikan diakui sebagai wadah untuk
mencetak berbagai ahli dalam perkembangan kehidupan. Pendidikan merupakan
tempat untuk melahirkan manusia agar menjadi seorang ahli dalam berbagai
bidang, seperti ekonomi, politik, hukum, antropologi, pertanian, militer, dan
lain sebagainya.
Pendidikan yang akan menjamin manusia
terus berkuasa di dunia ini. Melalui proses pendidikan manusia akan terus
mengembangkan kemampuannya. Itu artinya pendidikan-lah sebagai dasar utama yang
harus diperbaiki dan dirancang secara professional untuk menapaki sebuah
kemajuan dalam perkembangan suatu bangsa. Diperlukan usaha bersama antara
masyarakat dan pemerintah untuk membangun pendidikan yang mampu
melahirkan SDM yang berkualitas bagi bangsa ini.
SDM lahir dari pendidikan yang didapatkan
di lembaga sekolah, baik sekolah formal, dan non-formal. Pendidikan seharusnya
menjadi kebutuhan masing-masing masyarakat secara berkesinambungan dan memiliki
pemikiran dalam membentuk generasi berkualitas.
Berdasarkan laporan Human Development
Report (HDR) pada tahun 2000 versi United Nations
Development Program (UNDP) disebutkan bahwa peringkat mutu sumber daya
manusia (Human Development Index, HDI) Indonesia berada pada urutan
ke-109. Peringkat tersebut jauh di bawah Filipina (77), Thailand (76), Malaysia
(61), Brunei Darussalam (32), Korea Selatan (30), dan Singapura (32). Hal yang
patut disayangkan yakni posisi antara Filipina dan Indonesia diisi oleh
beberapa negara yang ekonominya masih di bawah Indonesia, seperti Vietnam
(108), Sri Langka (84), Albania (94), dan Azebaijan (90).
Posisi Indonesia pada tahun sebelumnya
(1999) berada pada urutan ke-105. Hal ini berarti bahwa peringkat kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia semakin menurun. Data HDI pada tahun 2011
yang diterbitkan oleh UNDP menunjukkan bahwa peringkat Indonesia masih berada
di kategori bawah. Indonesia berada pada peringkat ke-124 dari 187 negara di
dunia. Bahkan di kawasan Asia Tenggara, posisi Indonesia menempati urutn ke-6
dari 10 negara ASEAN. Hal ini ditunjang dengan data Sensus Penduduk tahun 2010
yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk masih sangat rendah, dan
59,07% tercatat tidak tamat pendidikan sekolah dasar.
Oleh karena itu, pemerintah merancang
suatu program untuk memajukan pendidikan yang ada di Indonesia. Di
antaranya adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
akan menggelar roadshow kegiatan lokakarya dan pelatihan
kepala sekolah di beberapa daerah di Indonesia. “Kami memang berencana
untuk mengadakan semacam roadshow. Insya Allah tahun
2018, saat ini kami masih merancang kegiatan itu,” ungkap Staff Ahli
Kemendikbud, Ananto Kusumo usai menghadiri Lokakarya Penguatan Karakter
Generasi Millenial untuk Indonesia Berkemajuan, di THE 101, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan pada Jumat (17/11). Dikutip dari REPUBLIKA.co.id.
Ananto menjelaskan, kegiatan tersebut akan
digunakan di beberapa daerah dan akan menghadirkan pembicara dari pusat. Hal
itu dinilai lebih praktis dan efisien, ketimbang mendatangkan kepala sekolah
atau tenaga pendididk di daerah ke Jakarta.
Dibalik itu, ada beberapa kesenjangan yang
tejadi pada pendidikan yang ada di Indonesia. Diantaranya adalah pemikiran
masyarakat mengenai lembaga pendidikan Islam khususnya pada pondok pesantren.
Adanya beberapa anggapan dari masyarakat bahwa pesantren adalah tempat yang
kurang layak, tidak berkualitas, serta tidak mengikuti eksitensi zaman. Mereka
menganggap bahwa santri itu hanya bisa mengaji dan membaca kitab kuning.
Berbeda dengan pondok pesantren, menurut
masyarakat sekolah umum memiliki fasilitas yang lebih baik dan maju. Sebab
melalui fasilitas yang disediakan, siswa mampu mengembangkan bakat mereka.
Selain itu mereka memiliki banyak waktu luang untuk mengekspresikan
emosionalnya. Namun disisi lain banyak dari mereka yang tidak bisa mengontrol
emosionalnya, bahkan mereka salah dalam menggunakan waktu luang tersebut. Masih
banyak terjadi kenakalan-kenakalan dikalangan remaja, seperti tawuran,
ugal-ugalan, bulliying bahkan tidakan asusila. Selain itu,
lingkungan juga merupakan faktor terbesar yang memengaruhi perubahan pola pikir
mereka.
Kemendikbud dalam menetapkan kurikulum
bahkan tidak membedakan antara lembaga pendidikan Islam dengan lembaga
pendidikan umum. Keduanya memiliki kurikulum yang sama. Hanya saja dalam
lembaga pendidikan Islam, selain memiliki kurikulum pendidikan, mereka juga
memiliki kurikulum Departemen Agama. Dan jika dilihat dari sudut pandang agama,
bahwa lembaga pendidikan Islam lebih memiliki banyak nilai positif. Karena
selain memberi pembelajaran umum juga menanamkan akhlak yang baik untuk
para pelajarnya.
Untuk menjawab kesenjangan masyarakat
selama ini terhadap pendidikan Islam, maka pemerintah mengadakan IIEE. International
Islamic Education Expo atau Pameran Pendidikan Islam Internasonal
adalah even pendidikan terbesar yang akan diselenggarakan oleh Kementerian
Agama RI pada akhir 2017. Tema yang akan dimuat dalam acara ini adalah “Pendidikan
Islam Indonesia untuk Perdamaian Dunia”. Acara ini akan berlangsung
selama empat hari dari tanggal 21 sampai 24 November 2017. Expo ini akan
berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE), expo ini juga akan
dimeriahkan oleh sekitar 200 stand pameran yang disediakan untuk peserta,
terdiri dari lembaga-lembaga pendidikan dan mitra dari dalam dan luar negeri.
Untuk mengatasi masalah yang ada
dikalangan remaja saat ini, Islam menawarkan satu lembaga pendidikan
yaitu pondok pesantren. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Ar-Raudlatul
Hasanah yang terletak di Jl. Jamin Ginting Km. 11 Paya Bundung Medan
Sumatera Utara. Pesantren ini berdiri sejak 18 Oktober 1982 bertepatan
pada tanggal 1 Muharram 1404 H. “Di atas dan untuk semua golongan” adalah salah
satu pegangan dari pesantren ini yang memiliki arti bahwa pesantren ini terbuka
untuk semua orang.
Selain pendidikan agama, pesantren ini
juga menonjolkan pengetahuan umum terutama dalam kemampuan berbahasa Arab
maupun Inggris yang merupakan bahasa resmi para santrinya. Untuk
mengaplikasikan bahasa resmi tersebut, setiap hari libur mereka
mengadakan conversation dan mengikuti pelatihan public
speaking tiga kali dalam satu minggu, yaitu pada hari senin, kamis,
serta jumat. Dari pengaplikasian bahasa resmi tersebut, pesantren ini telah
mengirim alumninya ke berbagai negara untuk melanjutkan pendidikan di tingkat
selanjutnya seperti Mesir, Jordan, Madinah, Maroko, Malaysia, Singapura,
Jepang, dan masih banyak lagi.
Untuk melatih soft skill santrinya,
pesantren ini memiliki banyak kegiatan dan perlombaan diantaranya:
Language expo, adalah salah satu perlombaan yang bertujuan
untuk mengembangkan kepandaian para santri dalam berbahasa resmi. Perlombaan
ini terdiri dari story telling (menyampaikan cerita atau
argumen dengan menggunakan Bahasa Inggris), scrabble (menyusun
kata Bahasa Inggris), miss language (pencarian puteri bahasa
yang dapat menguasai kaidah-kaidah Bahasa Inggris (grammar) dan Bahasa
Arab (nahwu dan sharaf), wall magazine (pameran majalah
dinding yang berisi tulisan-tulisan santri baik berupa puisi, cerita, maupun
informasi yang dimuat dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris), dan hiwar (debat
Bahasa Arab dan Bahasa Inggris).
Musabaqah Maharatil Kitabah (MMK), adalah perlombaan yang mengembangkan bakat santri
dalam menulis baik berupa karya ilmiyah maupun non ilmiyah. Perlombaan ini
tidak mengharuskan peserta menggunakan Bahasa Arab ataupun Bahasa Inggris.
Drama competition, adalah perlombaan teater dengan menggunakan
bahasa resmi pesantren.
Shalawat competition adalah perlombaan yang bertujuan untuk menanamkan rasa
cinta kepada Rasulullah di jiwa para santri.
Kursus Mahir Dasar (KMD) adalah pelatihan kepramukaan yang dilaksanakan oleh
santri kelas XI sebelum mereka diangkat menjadi pembantu pembina. Selain KMD,
masih banyak kegiatan kepramukaan yang diikuti oleh para santri
diantaranya, cross coutry, pesta penggalang dan penegak, serta
jambore nasional.
Pagelaran
seni Drama Arena dan Panggung Gembira
adalah sebuah mahakarya yang ditunjukkan oleh santri kelas XI dan XII. Semua
seni yang ditampilkan merupakan hasil dari kreativitas mereka. Bahkan panggung
serta dekorasinya adalah hasil dari sentuhan tangan mereka.
Selain memberikan pengetahuan, pesantren
juga mengajarkan kepada para santrinya untuk memiliki sifat kepemimpinan.
Karena dengan penanaman sifat tersebut menjadikan mereka tidak mudah
terpengaruh oleh lingkungan, melainkan mereka yang harus memengaruhi
lingkungan.
Dari ini terjawablah bahwa lembaga
pendidikan Islam itu tidak tertinggal dari lembaga pendidikan umum. Bahkan
anggapan masyarakat tentang pondok pesantren yang tidak dapat mengikuti
perkembangan zaman, justru menjadi salah satu solusi dari permasalahan
pendidikan di Indonesia. Sebab pendidikan di pesantren lebih mandiri,
disiplin, kreatif, serta lebih siap untuk mengahadapi kehidupan nyata.
Penulis
(Kader
forshei 2017)