Forshei Sabet 3 Kategori Wisuda Ke-73 UIN Walisongo


Seorang aktivis tidak melulu soal demo, unjuk rasa dengan turun ke jalan. Banyak sekali kegiatan mahasiswa selain demo. Dimulai dari kegiatan terkecil yang dilakukan salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) forshei yaitu diskusi tentang ekonomi islam sampai dengan membuat seminar tentang isu-isu ekonomi terkini yang sangat bermanfaat. Banyak sekali kegiatan foshei lainnya yaitu belajar desain grafis, jurnalistik, sampai membuat buletin hingga majalah.



Menjadi mahasiswa butuh sebuah planning. Jika seorang mahasiswa tidak mempunyai visi, misi dan tujuan sebagai status mahasiswa nya, maka dia akan menjalani hari-hari dengan nuansa yang biasa dan lulus mengikuti alur. Ketika bimbingan skripsi dia jalani, ketika di suruh revisi dia revisi, tidak mempunyai target yang dicapai. 

Beberapa mahasiswa juga sering mengatakan tidak perlu aktif organisasi karena membuang waktu dan dapat menghambat perkuliahan. Jika mahasiswa aktif organisasi, bukan salah organisasinya ketika mahasiswa tersebut tidak lulus tepat waktu. Melainkan bagaimana sikap dan managing time mahasiswa tersebut di setiap kegiatan. Banyak juga wisudawan lulus tepat waktu dengan prestasi karena totalitasnya terhadap organisasi yang di minati. 

UIN Walisongo mengadakan wisuda Universitas  pada Kamis, 6 September 2018 di Auditorium  II kampus 3 terdapat banyak wisudawan yang lahir dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Dari sekian banyak wisudawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam tiga diantaranya adalah kader forshei yang lulus mendapat predikat wisudawan terbaik fakultas, wisudawan dengan skripsi terbaik dan wisudawan termuda.

Siti Mudrikah mendapat predikat wisudawan terbaik dengan IPK 3,87. Wisudawan dengan predikat cumlaude ini pernah menjabat sebagai kepala bidang Media dan Jurnalistik di forshei periode 2016-2017. Sebagai kepala bidang Media dan Jurnalistik pada masanya Siti Mudrikah salah satu mahasiswa yang selalu up to date tentang berita ekonomi terkini. 

Dzurriyatun Nafi’ah mendapat predikat wisudawan skripsi terbaik dengan judul “Efektivitas Strategi Digital Marketing pada Penghimpunan Dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh dengan Pendekatan Direct Rating Method (Studi Kasus NU CARE-LAZISNU) Jakarta Pusat”. Tidak diragukan jika skripsinya menjadi yang terbaik karena Dzurriyatun Nafi’ah pernah menjabat sebagai kepala bidang Kajian dan Penelitian di forshei periode 2016-2017.

Vicky Iffah, wisudawati kelahiran 29 November 1997 mendapat predikat wisudawan termuda pada usia 20 tahun. Di usianya yang muda Vicky Iffah sudah piawai dalam menulis dan pernah menjadi pimpinan redaksi pada majalah falah edisi VII dengan tema Halal Lifestyle.

“Dengan aktivitas saya sebagai seorang anggota organisasi dan nyantri, membuat saya bukan malah ingin melepaskan satu diantara mereka. Melainkan menjadi tantangan saya dengan cara bagaimana menjadi santri namun tidak kaget dengan ngaktivis di lingkungan kampus,” ungkap Vicky.

Prestasi-prestasi yang telah ditorehkan karena mereka totalitas dalam berorganisasi di forshei. Karena hanya dengan berorganisasi akan menambah networking dan segala ilmu dari berbagai institusi yang bekerja sama dengan forshei.

Ketiga kader forshei di atas menjadi cerminan bahwa untuk berprestasi tidak harus meninggalkan organisasi. Jadi, masih beranggapan bahwa organisasi hanya akan menghambat jalannya perkuliahan? Pada akhirnya kembali ke pribadi masing-masing, apakah anda ingin menjadi mahasiswa aktif  yang lulus dengan segala prestasi atau mahasiswa pasif yang disebut kupu-kupu (kuliah pulang) dengan lulus mengikuti alur?

Penulis
Hibrah Raisah
(Kader forshei 2016)