1.
Adiwarman
Azwar Karim
Nama lengkap
dan gelarnya adalah Ir.H. Adiwarman Azwar Karim, S.E., M.B.A., M.A.E.P., lahir
di Jakarta pada 29 Juni 1963. Adiwarman atau Adi (nama panggilan) merupakan cerminan
sosok pemuda yang mempunyai "hobi" belajar. Pendidikan tingkat S1 ia tempuh
di dua perguruan tinggi yang berbeda, IPB dan UI. Gelar Insinyur dia peroleh pada
tahun 1986 dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada tahun1988
Adiwarman berhasil menyelesaikan studinya di European University, Belgia dan memperoleh
gelar M.B.A. Setelah itu ia menyelesaikan studinya di UI yang sempat terbengkalai
dan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1989. Tiga tahun berikutnya,
1992, Adiwarman juga meraih gelar S2-nya yang kedua di Boston University,
Amerika Serikat dengan gelar M.A.E.P.
Pemikiran Adiwarman Karim tentang Ekonomi Islam
1) Fundamentalis-Intelektual-Profesional
Islam
Indonesia lainnya, seperti A.M. Saefudin, Karnaen Perwata Atmaja, M. Amin Aziz,
Muhammad Syafi’i Antonio, ZainalArifin, MulyaSiregar, Riawan Amin dan sebagainya,
oleh Dawam Rahadjo, Adiwarman dimasukkan dalam kelompok pemikir fundamentalis dalam
bidang ekonomi Islam.
Kelompok
Islam fundamentalisme, dengan beragam sebutan yang disandangnya, memiliki kesamaan
ciri khas, yaitu cita-cita tegaknya syariat Islam. Meskipun demikian, dalam hal
metode atau cara perjuangannya, mereka tidak satu kata dan terbelah menjadi dua
aliran besar. Sebagian memilih menempuhcara-cara revolusioner (karenanya mereka
disebut kelompok fundamental radikal), sebagian yang lain mencoba berkompromi dengan
penguasa dan mengedepankan jalur demokrasi-parlementer.
Ada
juga yang membedakan pola gerakan fundamentalisme Islam menjadi; 1) ‘Islam
politik’ yang menempuh jalan mencapai kekuasaan sebagai alat untuk menegakkan syariat;
dan 2) ‘Islam kultural’ yang memilih jalur budaya dan kemasyarakatan. Yang
pertama bertujuan menegakkan syariat Islam sekaligus negara Islam, sementara
yang kedua bertujuan menciptakan masyarakat Islam, peradaban Islam, atau masyarakat
madani.
Adiwarman
berusaha menyelaraskan antara perjuanganekonomi Islam secara praktis dan teoritis.
Karenaitulah, dapat dikatakan bahwa Adiwarman menempatkan dirinya pada posisi fundamentalis - intelektual - rasional.
2) KebijakanMoneter
Dalam kebijakan moneter ini mengacu
pada kebijakan yang telah dilakukan oleh Rasulullah dan khulafaur Rasyidin yang
dilaksanakan tanpa bunga sama sekali. Ekonomi pada masa Rasulullah dan khulafaur
Rasyidin bukan perekonomian yang terbelakang dan hanya mengenal barter, tetapi perekonomian
yang sudah maju.
Faktor pertukaran
uang ini adalah dengan melakukan qard
(pinjaman) dan kerjasama bisnis berbentuk syirkah
atau mudharabah, kelebihan likuiditas
tidakboleh ditimbun atau dipinjamkan dengan bunga.
3) Menciptakan
persaingan, monopoli yang sehat.
4) Kontrol
devisa dalam ekonomi Islam.
5) Uang.
6) Zakat.
7) Bank
Syariah.
2.
Ali
Syariati
Ali
Syariati lahir pada tanggal 24 November 1933 di sebuah desa kecil di Kahak,
sekitar 70 kilometer dari Sabzevar, Iran bagian Tenggara. Dia anak pertama sekaligus
anak laki-laki satu-satunya didalam keluarga, dengan tiga orang saudaranya,
Tehereh, Tayebeh, dan Batul (Afsanah).
Pijakan
utama pemikiran Ali Syariati adalah
terletak pada cara memahami Islam. Bagi Syariati, persoalan cara atau metode menjadi
sangat menentukan, karena dengan menggunakan cara atau metode kita dapat memahami
Islam secara komprehensif. Salah satu cara atau metode memahami Islam adalah dengan
cara melakukan perbandingan. Bagaimana mengenal Allah, dan membandingkan dengansesembahan
agama-agama lain. Mempelajari Al-Quran dan membandingkannya dengan kitab-kitab lainnya.
Mempelajari kepribadian Rasul Islam dan membandingkan beliau dengan totoh-tokoh
besar yang pernah hidup dalam sejarah, dan terakhir, mempelajari tokoh-tokoh Islam
terkemuka dan membandingkan tokoh-tokoh utama agama maupun aliran-aliran pemikiran
lainnya.
3.
Syafi’I Antonio
Muhammad Syafii Antonio lahir di
Sukabumi, Jawa Barat. Pada tanggal 12 Mei 1965. Nama aslinya adalah NioCwan
Chung. Dia adalah WNI keturunanTionghoa.
Pemikiran dibidang ekonomi:
1) Perbankan Syari’ah dan Political
Will
Menurut
Syafi’I Antonio Islam hanyalah sub-unit dari unit finansial, demikian juga unit
financial merupakan bagiandari sub-sistem ekonomi, sedangkan sub-sistem ekonomi
merupakan bagian integral dari system islam yang mahaluas.
2) Good Governance = Manajemen
Berbasis Syariah
Manajemen Syariah itu universal kata
Syafi‟i, karena manajemen itu lebih kepada soft skill, lebih kepada kebiasaan,
norma, dan strategi.
3) KonsepMurabahah
Syafi’i Antonio mengartikan murabahah
sebagai pembelian barang dengan pembayaran ditangguhkan. Pembiayaan murabahah adalah
pembiayaan.