Trik Mendidik Anak VS Zaman Milenial



Zaman milenial seperti sekarang ini orang tua harus lebih ekstra memperhatikan anaknya, apalagi anak remaja. Banyak hal-hal baru yang menarik perhatian anak-anak, terlebih anak remaja karena penasaran dan ingin mencoba dengan hal-hal baru tersebut. 

Orang tua harus lebih banyak menjaga dan membimbing anak-anaknya agar mereka tidak salah dalam mengambil jalan. Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga lupa memperhatikan anak-anak. Karena kurangnya kasih sayang dari kita (orang tua) terkadang anak menjadi tidak sesuai dengan keinginan kita. Maksudnya anak menjadi membangkang, nakal dan susah diatur dan sebagainya.

Menyikapi hal tersebut orang tua harus lebih instropeksi diri, jangan langsung menyalahkan atau memarahi anaknya. Karena hal tersebut malah akan menjadikan anak semakin tidak terkendali. Orang tua harus mempunyai strategi untuk mengembalikan anaknya agar menjadi anak yang baik lagi.

Banyak orang tua yang khawatir dengan pergaulan anak-anaknya, apalagi pergaulan anak remaja zaman sekarang yang sering dianggap rawan dan menghawatirkan. Seringkali, para anak remaja membuat ulah yang membuat para orang tua geleng-geleng kepala. Oleh karena itu, orang tua harus lebih ekstra membimbing anak-anaknya. Seperti yang dipublikasikan dalam situs resmi Harvard, dalam tulisannya “Raising caring children” yang dikutip oleh Brightside.me, bahwa rasa marah, sedih, dan kecewa juga bisa dialami oleh anak. Dengan demikian, orang tua harus memiliki strategi mendidik anak dengan baik dan benar. Cara mendidik anak dengan baik dan benar antara lain sebagai berikut:

Pertama, ajarkan anak untuk mengontrol emosi mereka. Dalam artian, terkadang anak-anak labil, emosi sering tidak terkendali sehingga terkadang anak-anak suka sedih, marah, dan tidak sabaran. Ajarkan anak agar tetap tenang dan sabar dan ajarkan juga trik menenangkan diri dengan tarik nafas dalam-dalam dari hidung, hembuskan lewat mulut, hitung tiga sampai lima kali. Dan  orangtua pun juga harus menjadi contoh yang baik dalam meluapkan emosinya.

Kedua, mengajarkan kepada anak bahwa setiap yang di lakukan pasti ada konsekuensinya. Misalnya mengajarkan kepada anak mendengarkan saat pelajaran, pamitan ketika hendak keluar rumah, mengajarkan anak bahwa memakan permen atau jajan sembarangan itu tidak baik. Hal kecil seperti ini dapat mengajarkan anak bahwa setiap yang merekalakukan ada resikonya.

Ketiga, ajarkan anak agar berani membantu yang lemah, tanamkan sikap kepada anak untuk berani menolong orang yang lemah. Contohnya ketika ada teman yang di bully maka dia harus menolongnya. Tanamkan rasa empati yang kuat kepada anaknya.

Keempat, bersyukur dan berterimakasih, tanamkan sikap rasa bersyukur dan berterimakasih sejak usia dini. Ajarkan kepada anak agar selalu bersyukur dan berterimakasih dalam segala hal. Mulai dari hal-hal kecil seperti ketika masih bisa makan dan minum, ajarkan kepada anaknya untuk mengucapkan kata alhamdulilah karena Allah memberikan rezeki kepada kita sehingga masih bisa makan dan minum.

Kelima, menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah didalam keluarga, ajarkan anak agar memiliki akhlak yang terpuji, saling tolong menolong, menghormati orang yang lebih tua dari dia, dan mengasihi sesamanya.

Keenam, habiskan lebih banyak waktu untuk anak.  Anak memerlukan waktu yang banyak untuk berbagi cerita, keluh kesah, dan bimbingan. Orang tua sangat besar pengaruhnya dalam hal ini, karena itulah orang tua harus mempunyai waktu yang banyak untuk anaknya. Luangkan waktu yang banyak untuk anak hal ini dapat menguatkan ikatan yang positif dengan anak dan menjadikan suasana rumah menjadi hidup dan harmonis.

Memang tidak mudah menjalankan strategi-strategi diatas. Namun, sebagai orang tua yang baik, kita harus berusaha agar anak-anak kita  nantinya menjadi anak yang memiliki akhlak terpuji. Apalagi di zaman yang semakin modern ini orang tua harus lebih ekstra lagi membimbing anak-anaknya agar mereka tidak salah dalam mengambil jalan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya orang tua mempraktikkan setrategi diatas. Mendidik anak menjadi orang yang baik merupakan tanggungjawab setiap orang tua, jangan mudah putus asa dalam mendidik anak-anaknya. Strategi mendidik anak diatas diharapkan dapat menjadikan refrensi untuk para orang tua yang menginginkan anaknya menjadi anak yang memiliki akhlak terpuji.

Sumber gambar : mamibuy.co.id

Penulis                                           
Hana Nur Fadilah
(Kader forshei 2018)