Jumat,
03 Mei 2019 Forum Studi Hukum Ekonomi Islam (forshei) UIN Walisongo Semarang
mengadakan acara Kajian Roadshow Fossei Semarang sekaligus Penutupan Diskusi
Primer sebagai ajang silaturahim dan belajar bersama forshei dan Kelompok Studi
Ekonomi Islam (KSEI) yang ada di Semarang. Acara ini bertempat di Laboratorium
Hukum Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang. Acara ini mengusung
tema “Wajah Baru Ekonomi Islam 2019 di Indonesia”.
Acara
dimulai pukul 16.00 WIB dimoderatori oleh Saudari
Devi Nur Havifah selaku kader forshei 2017.
Dilanjutkan penyampaian materi oleh narasuber Saudara An’im Jalal, S.H, beliau
salah satu peneliti INDIFES (Institute Development Of Islamic Financial and Business). Acara ini diikuti oleh kader forshei serta kader Ksei yang ada
di Semarang.
Dalam
berjalannya diskusi, Saudara An’im Jalal menyampaikan roadmap ekonomi
islam pada tahun 2019 oleh KNKS (Komite Nasional Keuangan Syariah) yakni: penguatan
value chain, penguatan keuangan syariah, penguatan ekonomi digital, penguatan
UMKM syariah. Selain itu, narasumber juga memberikan saran dan solusi untuk
mengatasi perkembangan ekonomi islam di tahun 2019 ini yakni: peningkatan
regulasi, pengefektufan kelembagaan dan SDM ekonomi syariah, edukasi publik,
kajian dan riset yang aplikatif.
Dari
poin-poin di atas disampaikan lebih jauh oleh narasumber dan mendapat tanggapan
dari peserta diskusi. Di tengah-tengah diskusi, para peserta diberikan jamuan berupa snack dan minuman
ringan agar lebih nyaman saat diskusi berlangsung. Setelah penyampaian materi
selesai, acara selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama
disampaikan oleh Saudari Mita Kurniasari
yang bertanya : “Jika sebuah produk yang sudah ada label halalnya masih belum
dapat dipastikan benar-benar sesuai syariat dalam pembuatan bahan kemasannya,
bagaimana kita bisa yakin dan menyikapi hal tersebut?”
Pertanyaan
tersebut dijawab oleh Saudara Moh.
Ihsanuddin bahwa, “Label halal tersebut sudah ditetapkan oleh Pemerintah yang
dalam hal ini MUI, maka sebagai orang awam yang juga beum paham betul,
dianjurkan untuk mengikuti pemimpin saja.”
Kemudian
Saudara
Wiwin Dwi Wahyudi memberikan tanggapannya bahwa “Tantangan terbesar yang
dimiliki oleh perbankan syariah adalah memberikan edukasi terhadap masyarakat
tentang keuntungan atau benefit apa saja yang dapat diraih ketika mereka
bergabung bersama bank syariah. Karena fakta di lapangan, akses terhadap bank
konvensional lebih mudah didapatkan dibanding bank syariah itu sendiri.”
Selanjutnya perwakilan dari anggota Fossei Komisariat
Semarang memberikan pertanyaan, “Edukasi apa yang seharusnya dilakukan oleh
para penggiat atau praktisi ekonomi syariah agar masyarakat dapat bergabung
dalam perbankan syariah?”
Pertanyaan
ini dijawab oleh Saudara An’im Jalal bahwa “Tokoh masyarakat atau ulama
setempat sangat efektif digunakan sebagai penyampai edukasi untuk masyarakat
desa, karena budaya sosial masyarakat desa yang sangat menghormati dan patuh
terhadap ulamanya. Sedangkan untuk masyarakat perkotaan, peran media informasi
dan komunikasi juga efektif untuk menyebarkan info-info tentang perbankan
syariah.”
Setelah pertanyaan-pertanyaan terjawab dan tanggapan sudah cukup, sesi tanya
jawab ditutup dan diakhiri dengan membaca doa yang dipimpin oleh Saudara Nur
Ma’arif.
Acara
Kajian Roadshow ini selesai pada pukul 18.00 WIB. Diakhiri dengan sesi foto
bersama seluruh peserta dan narasumber diskusi. Semoga acara ini memperluas
pengetahuan serta menjadi wadah untuk menjalin silaturrahim satu sama lain.
Oleh: Muhammad Idchonul Khakim (Kader 2018)