Mengenal Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional


Ilmu ekonomi membahas tentang bagaimana cara manusia menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi keinginan yang tidak terbatas. Dalam ekonomi konvensional, dikenal dua kekuatan sistem ekonomi yang mendominasi, yaitu Ekonomi Kapitalis dan Ekonomi Sosialis. Sistem ekonomi kapitalis memiliki beberapa kecenderungan antara lain: kebebasan memiliki harta secara perorangan, kebebasan ekonomi dan persaingan bebas, serta ketimpangan ekonomi. Sedangkan sistem ekonomi sosialis mempunyai kecenderungan untuk melakukan pemerataan. Kedua sistem tersebut ternyata gagal dalam menangani permasalahan ekonomi.

Gagalnya kapitalisme ataupun sosialisme dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat mendorong negara-negara Muslim untuk mencari sistem yang lebih baik dan mampu mencapai kesejahteraan dan kebahagian umat manusia, dan terciptalah ekonomi Islam. Secara umum, sistem ekonomi islam lahir atas dasar pemikiran bahwa sebagai agama yang lengkap dan sempurna, islam tidak hanya memberikan aturan-aturan soal ketuhanan dan iman, tetapi juga jawaban atas berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia, termasuk ekonomi.

Ekonomi islam merupakan ilmu yang dilaksanakan dalam praktik kehidupan sehari-hari sebagai individu, keluarga, kelompok masyarakat, ataupun pemerintah dalam rangka mengorganisasi faktor produksi, distribusi, serta pemanfaatan barang dan jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan islam (sunnatullah). Terdapat beberapa prinsip dasar dalam ekonomi islam, antara lain:

1.         Prinsip Tauhid (ke-Esa-an Tuhan)

2.         Prinsip ‘Adl (Keadilan)

3.         Prinsip Nubuwwah (Kenabian)

4.         Prinsip Khilafah

5.         Prinsip Ma’ad (Hasil)

      Perbedaan Ekonomi Islam dengan Ekonomi Konvensional

Pertama, ekonomi Islam bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits. Sedangkan ekonomi konvensional berdasarkan pada hal-hal yang bersifat positivistik.

Kedua, tujuan utama ekonomi Islam adalah untuk mencapai falah di dunia dan akhirat, sedangkan ekonomi konvensional semata-mata kesejahteraan duniawi saja.

Ketiga, dalam ekonomi islam konsep kepemilikan sumber daya alam adalah milik Allah, manusia hanya diamanahi untuk menjaganya dan mengelolanya, Sedangkan dalam ekonomi konvensional beranggapan bahwa setiap pribadi dibebaskan untuk memiliki semua kekayaan yang diperolehnya

Keempat, dalam menangani suatu masalah, ekonomi Islam menekankan pada konsep prioritas, dimana kebutuhan (need) lebih diutamakan daripada keinginan (want). Sedangkan pada ekonomi konvensional sebaliknya.

Kelima, orientasi dari keseimbangan konsumen dan produsen dalam ekonomi konvensional adalah semata-mata untuk keuntungan. Lain halnya dengan ekonomi Islam yang tidak hanya ingin mencapai keuntungan ekonomi tetapi juga mengharapkan keuntungan rohani dan al-falah.

Keenam, Rasionalitas. Dalam ekonomi Islam hendak membentuk manusia ekonomi yang berkarakter Islami atau Islamic economic man. Islamic economic man dianggap perilakunya rasional jika konsisten dengan prinsip-prinsip Islam yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang seimbang. Sedangkan ekonomi konvensional adalah rational economics man yaitu tindakan individu dingap rasional jika bertumpu pada kepentingan diri sendiri (self interest) yang menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas. Ekonomi konvensional mengabaikan moral dan etika dan hanya sebatas kepentingan di dunia tanpa memikirkan kepentingan di akhirat. 

Sumber gambar : forshei.org