Peningkatan Konsumsi Internet Saat Pandemi

Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat dalam memanfaatkan jaringan internet saat beraktivitas dari rumah. Rhesa Dwi Prabowo selaku Head of High Tech, Property & Consumer Good Industry at MARKPLUS, INC, Rhesa Dwi Prabowo menjabarkan tiga poin perubahan pola perilaku masyarakat akibat pandemi Covid-19 melalui video conference Industry Roundtable mengenai penggunaan video call, streaming film, hal yang dicari saat memakai internet, dan pemilihan harga kuota internet melalui survei dengan 124 responden yang 58,1% berasal dari Jabodetabek dan 41,9% diantaranya berasal dari luar Jabodetabek. 

Dilansir dari inet.detik.com, sebanyak 31,4% masyarakat mengalami kenaikan penggunaan video call selama masa pandemi dan 36,6% peningkatannya di luar Jabodetabek yang mayoritasnya menggunakan free internet call seperti WhatsApp Call. Kemudian online video conference naik 33,5% dan online video atau movie streaming dari 76,6% menjadi 85,5%. Sebelum Covid-19 urutan yang dicari masyarakat saat memakai suatu jaringan adalah kualitas jaringan, harga yang terjangkau dan bundling menarik, kini urutannya berubah menjadi kualitas jaringan, harga yang murah, disusul kecepatan jaringan. Selain itu, terjadi peningkatan sebesar 12,1% untuk pertimbangan kecepatan jaringan, 5,7% soal urusan harga, dan 1,6% untuk kualitas jaringan. 

Perubahan perilaku tersebut juga diiringi dengan peningkatan belanja rumah tangga untuk keperluan telekomunikasi atau internet selama pandemi Covid-19. Peningkatan pengeluaran rumah tangga untuk internet ini terjadi di hampir seluruh lapisan masyarakat dari mulai masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, menengah, dan menengah ke atas. Dilansir dari cnnindonesia.com menurut survei Danareksa Research Institute (DRI) pada bulan November, sebagian besar masyarakat menggunakan internet untuk bekerja, belajar, dan hiburan. 

Menurut survei tersebut, masyarakat kelas menengah ke bawah yang menggunakan internet kurang dari Rp25.000 naik sebesar 14,29%, kelas menengah naik sebesar 17,28%, dan menengah ke atas naik 11,59%. Kemudian untuk masyarakat kelas menengah ke bawah dengan pengeluaran untuk internet sebesar Rp25.000 sampai Rp50.000 naik 59,52%, kelas menengah naik 55,52%, dan menengah ke atas naik 42,03%. Selanjutnya masyarakat kelas menengah bawah yang mengeluarkan dana sekitar Rp50.000 sampai Rp75.000 untuk internet naik 14,29%, kelas menengah naik 11,61%, dan menengah atas naik 11,59%. Masyarakat kelas menengah ke bawah yang membelanjakan uangnya sebesar Rp75.000 sampai Rp100.000 untuk internet naik 4,76%, kelas menengah naik 10,2%, dan menengah atas naik 20,58%.

Dari sisi kegiatannya, rata-rata responden menggunakan internet untuk bekerja selama 4,05 jam per hari, belajar 3,47 jam per hari, hiburan 3,15 jam per hari, lainnya 2,7 jam per hari, dan belanja 1,53 jam per hari. Bila dilihat dari segi pekerjaan, PNS dan TNI/Polri menggunakan internet rata-rata 3,69 jam per hari, pegawai swasta, BUMN/BUMD rata-rata 4,31 jam per hari, wiraswasta 4,27 jam per hari, buruh 3,69 jam per hari, pekerja serabutan 4,88 jam per hari, serta ibu rumah tangga 3,47 jam per hari. Dilansir dari tempo.co menurut Pelaksana Tugas Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa, peningkatan kebutuhan data internet telah dimulai sejak adanya kebijakan pemerintah untuk bekerja atau belajar dari rumah (work from home). 

Sementara itu sejalan dengan pendapat I Gede Damayursa, Ketua Umum APJII Jamalul Izza menyebutkan bahwa penerapan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar dan Work From Home telah mengubah pola penggunaan internet yang sebelum adanya wabah lebih banyak corporate menjadi pengguna ritel/ broadband perumahan. 



Sumber Gambar: Liputan6.com
PenulisSalsabila Dhiya Alriye