Bai’ atau jual beli hukumnya boleh,menurut QS. An Nisa ayat 29 yang artinya: “Hai orang-orang yang
beriman janganlah kamu makan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu”
Proses bai’
atau jual beli dilaksanakan dengan akad, baik secara perbuatan maupun
ucapan lisan.berikut beberapa jenis akad yang digunakan dalam jual beli:
Murabahah (NO:
04/DSN-MUI/IV/2000)
Murabahah berasal dari
kata ribhun yang berarti untung atau keuntungan. Jadi
murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan
yang disepakati. Dasar hukumnya adalah QS. Al-Baqarah: 275. Dalam murabahah ada
beberapa rukun,diantaranya:
a)
Penjual (ba’i)
b)
Pembeli (musytari)
c)
Objek jual beli
(mabi’)
d)
Harga (tsaman)
e)
Ijab Qobul(sighat)
Salam (NO: 05/DSN-MUI/IV/2000)
Jual beli salam ialah
menjual sesuatu yang tidak dilihat zatnya, hanya ditentukan dengan sifat,
barang itu ada di dalam tanggungan si penjual. Dasar hukumnya adalah QS.
Al-Baqarah : 282. Dalam akad salam ada beberapa rukun yang perlu dilakukan
diantaranya :
1.
kedua belah
pihak yang berakad, yang terdiri dari muslim (pihak pembeli yang memesan
barang) dan muslam (pihak penjual yang menyanggupi penyediaan barang).
2.
shighat
ijab-kabul.
3.
ra’sul maal
atau uang panjar, dan keempat, muslam fih (komoditi barang yang dipesan).
Istishna (NO:
06/DSN-MUI/IV/2000)
Istishna adalah
perjanjian jual beli terhadap barang jualan yang berada dalam kepemilikan
penjual dengan syarat dibuatkan oleh penjual, atau meminta dibuatkan secara
khusus dengan spesifikasi tertentu, sementara bahan bakunya dari
penjual, dimana pembayarannya boleh di awal atau diangsur. Dasar hukum istishna
terdapat pada hadist Nabi SAW, Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiallahu ‘anhu.
dalam akad ini ada beberapa rukun diantaranya:
a. Produsen / pembuat barang (shaani')
yang menyediakan bahan bakunya
b. Pemesan / pembeli barang (Mustashni)
c. Proyek / usaha barang / jasa yang
dipesan (mashnu')
d. Harga (saman)
e. Serah terima / Ijab Qabul (sighat)
Ijarah (NO: 09/DSN-MUI/IV/2000)
Ijarah adalah
pemindahan hak guna suatu barang dengan pembayaran biaya sewa tanpa diikuti
pemindahan kepemilikan atas barang tersebut. Dasar hukum ijarah adalah QS.
At-Thalaq:6. ada beberapa rukun ijarah yang perlukita ketahui,diantaranya:
1.
Ada akad antara
penyewa dan yang menyewakan.
2.
Ada ijab qabul
(shigat)
3.
Ada upah (ujrah)
4.
Ada manfaat baik
antara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa.
Sharf (NO: 28/DSN-MUI/III/2002)
Sharf adalah perjanjian
jual beli suatu valuta dengan valuta lainnya. Atau dalam arti lain yaitu
menjual nilai sesuatu dengan nilai sesuatu yang lain, meliputi emas dengan
emas, perak dengan perak, dan emas dengan perak. Dasar hukum jual beli sharf
adalah QS. Al-Baqarah: 275.ada beberapa rukun sharf diantaranya:
1) Penjual (al-Ba'i)
2) Pembeli (al-Musytari)
3) Mata uang yang
diperjualbelikan (Obyek)
4) Nilai Tukar (Si'rus Sharf)
5) Ijab Qobul (Sighat).
Referensi :
Jurnal fiqih muamalah,iain
kudus,2016
Sumber gambar: khasanah.or.id
Penulis: Tim forshei materi