Bisnis
merupakan salah satu dari sekian jalan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Artinya Allah SWT telah memberikan arahan bagi hamba-Nya untuk melakukan
bisnis. Islam itu sendiri merupakan sumber nilai dan etika dalam segala
aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana bisnis. Islam
memiliki wawasan yang komprehensif tentang etika bisnis. Mulai dari prinsip dasar sampai kepada etika sosial ekonomi yang menyangkut hak milik dan hubungan
sosial. Dalam agama Allah ini terdapat aturan maupun etika dalam
melakukan bisnis.
Dalam pandangan Islam terdapat aturan ataupun etika yang harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin melakukan bisnis. Seorang mukmin dalam berbisnis jangan sampai melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan syariat. Rasulullah SAW banyak memberikan petunjuk mengenai etika bisnis, di antaranya ialah:
1. Pertama, bahwa prinsip esensial dalam
bisnis adalah kejujuran. Dalam doktrin Islam, kejujuran merupakan syarat
fundamental dalam kegiatan bisnis.
2. Kedua, dalam Islam tidak hanya mengejar keuntungan saja (profit oriented) tapi, juga harus memperhatikan sikap ta’awun (tolong-menolong) diantara kita, sebagai implikasi sosial bisnis.
3. Ketiga, tidak melakukan sumpah palsu.
4. Keempat, bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan
5. Kelima, bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba.
2. Kedua, dalam Islam tidak hanya mengejar keuntungan saja (profit oriented) tapi, juga harus memperhatikan sikap ta’awun (tolong-menolong) diantara kita, sebagai implikasi sosial bisnis.
3. Ketiga, tidak melakukan sumpah palsu.
4. Keempat, bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan
5. Kelima, bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba.
Selain berhubungan dengan manusia yang lain (hablum minannas), juga harus menjalin hubungan dengan Sang Khaliq (hablum minallah), sehingga dalam setiap tindakan mukmin merasa ada yang mengawasi yakni Allah SWT. Keyakinan ini harus menjadi bagian integral dari setiap muslim dalam berbisnis.
Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang bertentangan sebab, bisnis yang merupakan simbol dari urusan duniawi juga dianggap sebagai bagian integral dari hal-hal yang bersifat investasi akhirat. Artinya, jika oreientasi bisnis dan upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas kepatuhan kepada Allah SWT), maka bisnis dengan sendirinya harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang berlandaskan keimanan kepada akhirat.
jurnal ,unisnu,bisnis Islam,2019
Sumber gambar: depokpos.com
Penulis: Tim forshei materi