Terdampak Konflik Rusia-Ukraina, IHSG Diprediksi “Kurang Darah”

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) jeblok ke level 6.791,9 menyusul ultimatum Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyatakan perang terhadap Ukraina. Jatuhnya IHSG disebabkan sentimen dari luar negeri usai pernyataan Putin tersebut.
 
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/2/2022). IHSG sempat mencoba bangkit di sesi I, namun tak lama berbalik melemah. IHSG ditutup melemah 102,2 poin (1,48 persen) pada 6.817,82. Asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 894,27 miliar pada perdagangan hari ini. Dilansir dari RTI, terdapat 109 saham yang hijau, 492 saham merah, dan 82 saham lainnya stagnan. Jumlah transaksi seharian ini mencapai Rp 21 triliun dengan volume 31,5 miliar saham.
 
Saham-saham unggulan LQ45 yang menopang indeks dipimpin oleh sektor energi. Medco Energy International (MEDC) melesat 13,3 persen di level Rp 635 per saham. Dilanjutkan oleh Indo Tambangraya Megah (ITMG) yang meroket 12,5 persen di level Rp 26.975 per saham, dan Adaro Energy (ADRO) yang terbang 6,9 persen di level Rp 2.480 per saham. Saham yang menahan indeks saat ini antara lain, Bank Neo Commerce (BBYB) yang ambles 6,9 persen di level Rp 2.280 per saham. Kemudian, Bank Amar (AMAR) juga merosot 6,9 persen di level Rp 360 per saham. Selanjutnya, saham Bukalapak (BUKA) juga terperosok 6,6 persen di level Rp 336 per saham.

Telkom Indonesia (TLKM) catatkan net sell asing tertinggi hari ini sebesar Rp 147,9 miliar. Saham TLKM melemah 2,5 persen di level Rp 4.240. TLKM mencatatkan transaksi sebesar Rp 535,8 miliar dengan volume 126,2 juta saham. Sementara itu, net sell asing tertinggi dicatatkan oleh Bank Mandiri (BMRI) sebesar Rp 54,4 miliar. BMRI selama sesi II perdagangan turun 2,2 persen di level Rp 7.700 per saham. BMRI mecatatkan total transaksi Rp 960 miliar dengan volume 85,1 juta saham. Kemudian, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga mencatatkan aksi beli bersih asing tertinggi sebesar Rp 38 miliar. Saham BBRI terkoreksi 2,01 persen di level Rp 4.390 per saham. Adapun volume perdagangan BBRI mencapai 217,5 juta saham dengan total transaksi Rp 960 miliar.

Tak hanya BEI saja yang hampir “kurang darah” melainkan Bursa Asia pun ikut merah, dengan penurunan Nikkei 1,8 persen, Hang Seng Hong Kong 3,2 persen, Shanghai Komposit 1,7 persen, dan Strait Times 3,5 persen. Senior Economist PT Samuel Sekuritas Indonesia Fikri C. Permana mengatakan, IHSG terkena efek negatif invasi Rusia ke Ukraina. Namun, ada beberapa fakta yang perlu dipahami adalah invasi Rusia dilakukan di dua daerah yang selama ini memang telah dikuasasi separatis pro-Rusia. Fikri menilai, layaknya invasi Crimea di 2014, invasi kali ini juga berdampak lokal, antara Rusia-Ukraina saja. Fikri menilai bahwa hubungan ekonomi langsung Indonesia dengan Rusia dan Ukraina relatif kecil, sehingga peristiwa ini diharapkan tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pasar saham Indonesia.


Sumber gambar: merdeka.bisnis.com
Penulis: Anggi Nofita Sari