Reka Momentum Jelang Nataru 2023

 



Bayang-bayang inflasi yang kian melonjak sudah menjadi bahasan umum di Indonesia. Bahasan kian memanas saat menjelang hari-hari besar salah satunya Natal dan Tahun Baru. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian sudah mewanti-wanti hal tersebut pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi di Daerah melalui video conference di Gedung Sasana Bhakti Praja Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta.

Melihat dari penjelasan Tito sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) mengenai kenaikan permintaan atau demand suatu barang sudah mulai terlihat yakni salah satunya adalah jenis bahan pangan. Dikutip dari channel youtube pikiran rakyat bahwa menjelang Nataru sejumlah bahan makanan di beberapa daerah mengalami kenaikan. Beberapa waktu lalu harga bahan pangan yang naik yaitu telur yang biasanya dibeli dari harga Rp.25-28 ribu naik menjadi Rp.30-31 ribu.

Menyusul telur harga bahan pangan lain yang ikut naik adalah daging ayam. Salah satunya terjadi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Kenaikan harga daging ayam telah terjadi sejak Kamis, 8 Desember 2022. Dari harga yang biasanya Rp.28 ribu naik menjadi Rp.32 ribu.

Selain telur dan ayam, kenaikan dari segi komoditas pertanian seperti cabai rawit, cabai merah dan lain sebagainya. Dari harga Rp.29 ribu per kilo menjadi Rp.34 ribu per kilonya. Selain dengan alasan Nataru terdapat alasan lain yang mempengaruhi kenaikan dari komoditas pertanian yakni salah satunya gagal panen dikarenakan perubahan cuaca yang tidak menentu. Para pedagang memprediksi bahwa kenaikan harga bahan akan terus naik hingga lebaran dan turun lagi pasca lebaran.

Minyak goreng juga tidak ingin kalah dalam perihal harga menjelang Nataru 2023. Di sejumlah pasar tradisional di kabupaten Semarang harga minyak goreng terus merangkak naik. Minyak goreng curah yang biasa di brandol Rp.15 ribu per liter naik menjadi Rp.18 ribu per liternya. Pedagang dan pembeli mengeluh atas kenaikan harga bahan pokok terlebih dimasa sulit seperti masa pandemi covid-19, di mana kondisi masyarakat masih belum pulih.

Sementara itu, dikutip dari artikel ekonomi TopBusiness (23/12/2022)  ekonom dari Universitas Airlangga Rudi Purwono mengatakan bahwa terdapat dampak positif dari hari raya Natal dan Tahun Baru 2023 untuk perekonomian Indonesia. Masyarakat yang bergerak untuk memenuhi kebutuhan yang harus dipersiapkan menjelang Nataru akan meningkatkan konsumsinya dan produksi juga harus ditingkatkan sehingga membuat perekonomian berputar walaupun harga sudah pasti akan naik.

Prespektif lain dalam momentum Nataru 2023 selain ekonomi yaitu masalah kesehatan. Peringatan Nataru 2023 tidak akan lepas dari kerumunan warga sehingga untuk mencegah adanya gelombang ke tiga Covid-19, pemerintah berencana akan menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 saat libur Nataru 2022. Ma’ruf Amin mengatakan perkembangan Covid-19 harus terus diantisipasi dan diwaspadai. Pada sisi lain, pemerintah juga ikut menggencarkan vaksinasi terutama vaksinasi penguat atau booster supaya masyarakat memiliki kekebalan tubuh.

Hal itu berlaku juga bagi warga yang ingin melakukan mudik di akhir tahun. Menurut PT KAI banyak pembeli tiket bertujuan libur akhir tahun di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Mengantisipasi lonjakan penumpang, PT KAI juga mengoperasikan 8 kereta api tambahan. Puncak arus penumpang libur natal dan tahun baru di prediksi terjadi pada tanggal 23 Desember. Sesuai surat edaran Kemenhub terkait pencegahan penularan covid-19, penumpang berusia di atas 18 tahun wajib sudah divaksin dosis ketiga atau booster. Penumpang berusia 6 hingga 17 tahun minimal sudah divaksin dosis kedua, sedangkan penumpang di bawah usia 6 tahun tidak wajib vaksin tetapi wajib didampingi orang tua.

Sumber : Nurdian Akhmad https://www.topbusiness.id/70391inflasi-melandai-momentum-bagus-jelang-nataru-2023-html

Penulis : Laelatul Badriyah dan Sri Puji Rahayu