Pengantar Ekonomi Islam

 


Ilmu ekonomi Islam adalah sebuah sistem ekonomi yang menjelaskan segala fenomena tentang perilaku pilihan dan pengambilan keputusan dalam setiap unit ekonomi dengan memasukkan tata aturan syariah sebagai variabel independen. Jadi dalam ekonomi Islam tidak mengenal yang namanya kelangkaan karena sumberdaya mencukupi seluruh makhluk di muka bumi ini, hanya saja bagaimana manusia dapat mengelolanya dan tidak eksploitasi.  


SEJARAH SINGKAT

Tahun 1997-1998 merupakan tahun badai dalam sistem moneter dan perbankan Indonesia. Rupiah terpuruk ditelan dolar, yang kian hari kian melambung tinggi. Sementara dalam sistem perbankan, kasus terlikuidasinya dan pembekuan operasi bank sering kali terjadi. Dengan adanya krisis tersebut membuat nasabah berbondong menarik uangnya yang ada di perbankan sehingga sistem perbankan semakin terpuruk. sistem konvensional (kapitalis dan sosialis) tidak bisa mengatasi masalah tersebut, sedangkan ekonomi Islam ketika menghadapi krisis tersebut masih dapat berjalan dengan baik. Sehingga dicari akar permasalahannya. Dalam buku Muhamad tentang moneter Islam ekonomi bisa terhindar dari krisis jika sesuai dengan falsafah hidup dari negara yang dianut. Di dalam sistem ekonomi uang dan perbankan memiliki peranan penting. Ada tulisan yang mengatakan: “Jika ingin menguasai perekonomian suatu bangsa maka kuasailah sistem perbankannya.” (Muhamad, 2018)


PERBEDAAN


SISTEM EKONOMI ISLAM

Ekonomi Islam adalah usaha-usaha yang bertujuan menciptakan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber-sumber daya yang langka sesuai dengan maqashid, tanpa mengekang kebebasan individu secara berlebihan, menimbulkan ketidakseimbangan makro ekonomi dan ekologi, atau melemahkan keluarga dan solidaritas sosial dan jalinan moral dari masyarakat. Sistem ekonomi Islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di simpulkan dari Al-Qur’an dan sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan atas landasan dasar-dasar tersebut yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masa.

Ciri-ciri Ekonomi Islam:

▪ Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahkan kegiatan ekonomi.

▪ Syariah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi.

▪ Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi.


PARADIGMA DAN PERBANDINGAN ANTAR SISTEM EKONOMI


MAZHAB-MAZHAB

Mazhab Baqr as Sadr

Tokoh : Baqr as Sadr*, Abbas Mirakhor, Baqr al Hasani, Kadim as Sadr, Iraj, Hedayati, dll.

▪ Ilmu ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan Islam. Tidak akan pernah bisa disatukan karena keduanya memiliki filosofi yang kontradiktif.

▪ Maka, istilah ekonomi Islam harus dihentikan, dan diganti dengan iqtishad (qashd ~ equilibrium, keadaan sama seimbang).

❖ Sumber daya tidak terbatas :

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (al Qamar : 49)

❖ Keinginan manusia terbatas : jika kepuasan telah mencapai titik maksimal atau sudah mulai menurun.

❖ Permasalahan distribusi : “Sebagian harta kita ada hak untuk orang lain” (al Hadits)


Mazhab Mainstream

Tokoh : Umer Chapra, M. A. Mannan, M. Nejatullah Siddiqi, Monzer Khaf

❖ Sumber daya terbatas :

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan..” (al Baqarah : 155)

❖ Keinginan manusia tidak terbatas :

“Manusia tidak akan pernah puas, bila diberikan emas satu lembah, ia akan meminta emas dua lembah, bila diberikan dua lembah, ia akan meminta tiga lembah, dan seterusnya sampai ia masuk kubur” (at-takatsur)

❖ Memberikan penekanan terhadapp optimalisasi sumber daya: sebab manusia itu khalifah, jadi harus bertanggungjawab melalui usaha optimalisasi, tidak dengan kehendak sendiri, melainkan memperhatikan landasan syariah.


Alternatif-Kritis

Tokoh : Timur Kuran, Jomo, M. Arif, dl

Mengkritik kedua mazhab sebelumnya :

▪ Baqr dikritik berusaha menghancurkan teori lama, dan menemukan sesuatu yang baru, padahal sebenarnya sudah ditemukan.

▪ Mainstream dikritik sebagai jiplakan dari ekonomi klasik, hanya saja menghilangkan variabel riba dan memasukkan variabel zakat dan niat.

▪ Tidak hanya sosialisme dan kapitalisme yang dikritis, ekonomi Islam juga harus dikritisi. Islam pasti benar, ekonomi Islam belum tentu benar.

Sumber Gambar: https://www.inews.id/amp/finance/keuangan/ojk-pertumbuhan-perbankan-syariah-lebih-baik-dari-bank-konvensional