Inflasi Ekonomi Klasik VS Ekonomi Islam

 


Inflasi: Meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Mengukur tingkat inflasi: Indeks Harga Konsumen (IHK/CPI) atau dengan GDP Deflator.
✓ Jenis Inflasi berdasarkan penyebabnya:
Demand Pull Inflation → karena tarikan permintaan (permintaan naik, harga naik)
Cost Push Inflation → karena dorongan penawaran (penawaran turun, harga naik)
Spiralling inflation → karena inflasi yang terjadi sebelumnya
Imported inflation dan domestic inflation
✓ Taqiyuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364-1441 M), mengklasifikasikan dua sebab inflasi:
Natural Inflation : Inflasi ini disebabkan oleh sebab-sebab alamiah yang tiada seorangpun memiliki kendali atasnya untuk mencegah. Dalam hal ini, disebabkan turunnya penawaran agregatif (AS) atau naiknya permintaan agregatif (AD).
Human Error Inflation, inflasi yang disebabkan hal-hal berikut: Korupsi dan Administrasi yang buruk (corruption and red tape), pajak yang berlebihan (excessive tax), Pencetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang berlebihan (excessive seignorage).
✓ Akibat inflasi dalam perspektif syariah:
❖ Menimbulkan gangguan pada fungsi uang, suatu fenomena inflasi akan mengakibatkan inflasi berikutnya secara simultan (self feeding inflation).
❖ Turunnya marginal propensity to save (MPS).
❖Meningkatkan konsumsi non-primer (marginal propensity to consume).
❖ Mengarahkan investasi non-produktif, yaitu penumpukan kekayaan (hoarding) dengan mengorbankan investasi produktif, seperti pertanian, manufaktur, perdagangan, dll.