Wakaf Air; Sambung Kehidupan, Lambungkan Kebahagiaan




Segala sesuatu yang terdapat di dunia, termasuk manusia, hewan, tumbuhan pasti membutuhkan air untuk keberlangsungan hidup. Menurut kesehatan, air merupakan sebuah zat pelarut yang mempunyai fungsi penting dalam kehidupan, karena sifat kimia air yang melarutkan sehingga berperan penting dalam proses metabolisme makhluk hidup. Oleh karena itu, air disebut sebagai kebutuhan dasar manusia. Seperti sudah menjadi anggapan umum di mana kita menemukan air, maka di sana ada harapan akan kehidupan.

Di Indonesia masih terdapat daerah tertinggal, faktor salah satunya adalah kurangnya air bersih sehingga menghambat untuk menunjang sarana meningkatkan Sumber Daya Manusia. Bahwa karena kurangnya air bersih banyak anak-anak yang meninggalkan bangku sekolah untuk membantu orang tua mencari dan mendapatkan air bersih untuk bersuci dan menyambung kehidupan jauh berkilo-kilo meter. Ini akan menyebabkan SDM suatu daerah akan tertinggal yang akan berpengaruh terhadap mundurnya segala aspek pertumbuhan ekonomi.

British Broadcasting Corporation (BBC News) memberitakan bahwa menurut proyeksi yang didukung PBB, pada tahun 2030 nanti kebutuhan akan air tawar dunia akan 40% lebih tinggi dari ketersediaan, akibat perubahan iklim, ulah manusia dan pertumbuhan penduduk. Jakarta termasuk kota dari 10 kota dunia yang akan mengalami krisis air bersih, karena hampir seluruh daratan Jakarta telah tebal dengan aspal dan banyaknya pembuatan sumur ilegal tanpa ada perizinan melalui kepala desa setempat.

Dalam menyelesaikan krisis air bersih suatu daerah tentu dengan solusi berbeda sesuai permasalahan yang dihadapi daerah tersebut. Ada daerah yang solusinya dengan membangun sumur, ada pula daerah pegunungan namun susah untuk menyalurkan air ke rumah-rumah masyarkat karena membutuhkan pipa.

Melihat krisis air yang melanda suatu daerah solusi dan tanggapan lembaga filantropi wakaf yaitu wakaf air yang mampu memunculkan kebahagiaan masyarakat. Salah satu badan wakaf yang tergerak untuk memprakarsai wakaf air adalah Badan Wakaf Al-Qur’an dan Air Bersih (BWA) Tebet, Jakarta Selatan.

Menurut BWA wakaf tidak semestinya hanya berupa tanah dan bangunan masjid. Badan Wakaf Al-Qur’an dan Air Bersih mengacu pada kisah terdahulu, bahwa diriwayatkan kota Madinah pernah mengalami kesulitan air bersih, satu-satunya sumber air yang tersisa adalah sebuah sumur milik seorang Yahudi, yang bernama sumur Raumah. Kaum Muslim yang mengalami krisis air rela antri dan membeli air bersih itu yang padahal air adalah kekayaan alam yang boleh diambil siapa saja sesuai kebutuhannya.

Sedih dan prihatin atas keadaan tersebut, kemudian Rasulullah SAW bersabda : "Wahai saudaraku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkan untuk umat, maka akan mendapatkan surganya Allah SWT" (H.R.Muslim).

Sahabat Rasulullah, Utsman bin Affan r.a. yang kemudian segera tergerak untuk membebaskan sumur Raumah. Beliau membeli sumur Raumah dari Yahudi pemiliknya dengan harga tinggi, dan mewakafkannya untuk ummat. Maka sejak itu sumur Raumah dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, termasuk si Yahudi pemilik lamanya.

Wakaf air sangatlah mungkin untuk dapat dipraktikan di masa sekarang ini, jika memang wakaf air adalah jalannya untuk menumbuhkan kesejahteraan masyarakat. Karena bagi masyarakat yang memang kekurangan sumber air bersih, setetes airpun dianggap akan memunculkan kehidupan yang lebih baik.


Sumber:https://www.greeners.co

Penulis
(Kader forshei 2016)