Penguatan UMKM: Solusi Bangkitkan Ekonomi Ditengah Pandemi

Covid-19 berdampak ke segala sektor, tak terkecuali bagi sektor ekonomi. Hal ini turut dirasakan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sedang mengalami krisis ekonomi. Pasalnya, penurunan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha UMKM. Krisis ekonomi yang dialami UMKM tanpa disadari dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional. 

Dikutip dari kompas.com, sampai pada tahun 2021 UMKM telah menyumbang 60,34 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan sebesar 58,18 persen dari total investasi. Terlebih di masa pandemi Covid-19, UMKM berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional dengan kondisi yang tidak menentu. sayangnya, UMKM juga menjadi kelompok yang rentan ditengah situasi pandemi. Akibat badai ini, banyak UMKM yang tumbang. Misalnya, warung-warung kecil yang terpaksa tutup karena sepi pembeli.
Seperti yang diberitakan kompas.com, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mengonfirmasi bahwasannya di tahun 2021, dari 64,2 juta UMKM yang ada di Indonesia, sekitar 50 persen atau setara 30 juta UMKM harus tutup sementara akibat pandemi Covid-19. Bahkan, berdasarkan data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), bila pandemi tak kunjung usai, 85,42 persen UMKM hanya akan mampu bertahan selama satu tahun. Tak tinggal diam, seperti diwartakan cnbcindonesia.com, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk menjaga sektor perekonomian, seperti program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan percepatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi UMKM. 

Di tahun 2021, pemerintah telah merealisasikan alokasi dana PEN untuk dukungan UMKM. Berdasarkan tempo.co, di tahun 2021 penyerapan anggaran PEN guna memperkuat UMKM telah terealisasi senilai Rp 50,93 triliun atau sebesar 26,3 persen. Sedangkan untuk sektor prioritas PEN terserap Rp 339,79 triluiun atau 31,1 persen. Serta anggaran untuk sektor industri tercatat mengalami penyerapan paling tinggi yang mencapai 63,3 persen atau Rp 36 triliun. Dari persentase diatas, pemerintah telah cukup baik dalam merealisasikan anggaran PEN dengan tujuan memperkuat usaha, termasuk UMKM guna menstabilkan perekonomian Indonesia di masa pandemi ini.
Tak terlepas juga dalam rangka percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah memberikan relaksasi dan stimulus tambahan subsidi bunga KUR sebesar 6 persen bagi pelaku UMKM. Hal ini diharapkan dengan adanya relaksasi bunga KUR banya pelaku UMKM yang terbantu dari segi modal dan dapat membuat mereka tetap bertahan dalam kondisi ekonomi yang sedang tak menentu.

Bahkan, pada tahun 2020 pemerintah juga mengalokasikan anggaran sebesar Rp 123,46 triliun khusus untuk UMKM. Selain anggaran khusus UMKM, pemerintah juga menyiapkan program Bantuan Sosial (Bansos) Produktif untuk percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bansos Produktif bertujuan meningkatkan daya tahan para pelaku UMKM yang belum memiliki akses perbankan. Total bantuan yang akan digelontorkan sebesar Rp 28,8 triliun untuk 12 juta pelaku UMKM. Masing-masing pelaku UMKM akan mendapatkan bantuan modal kerja sebesar Rp 2,4 juta tanpa bunga, namun di tahun 2021 bantuan modal kerja disusutkan menjadi Rp 1,2 juta. Dengan bantuan tersebut, UMKM diharapkan dapat terus berdaya dalam menggerakkan roda bisnis. Ketika mereka dapat bertahan, kesejahteraan dan kesehatan mereka pun akan lebih terjamin. Tak hanya pemerintah, pihak swasta turut memiliki peran besar dalam mendorong pelaku UMKM untuk kembali bangkit, kuat, dan mandiri. Sudah saatnya bagi perusahaan besar untuk turun tangan membantu bisnis-bisnis kecil dalam mengelola roda ekonomi di era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal.

Selain pemberian bantuan modal kerja, seperti yang dirilis antaranews.com, pemerintah juga terus mendorong pelaku UMKM untuk memasarkan produk mereka secara daring, terutama melalui marketplace. Dari sini pemerintah berharap supaya UMKM dapat berkembang dan tetap stabil dalam kekacauan ekonomi di era pandemi ini. Bahkan sekarang banyak pelaku UMKM yang akhirnya mampu bertahan setelah memasuki dunia digital. Dan banyak juga pengusaha kuliner skala rumahan yang melalukan penjualan melalui marketplace. Semakin banyak usaha kecil yang bermunculan dan bekerjasamasama dengan marketplace, diharapkan mampu menstabilkan perekonomian Indonesia yang sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja ini.

Dari berbagai upaya yang digencarkan oleh pemerintah diharapkan dapat memperkuat pertahanan UMKM di masa pandemi, sehingga UMKM mampu bersaing di pasar ekonomi Indonesia bahkan global. Dengan begitu, UMKM dapat menopang bahkan menghidupkan kembali krisis yang terjadi di Indonesia saat ini.


Sumber gambar : infojatengpos.com

Penulis : Anggi Nofita Sari