Murah, Nyaman dan Ngga Macet! BRT Trans Jateng Jadi Transpotasi Favorit Masyarakat

 
Trans Jateng (sering disebut BRT atau BRT Trans Jateng sebagai istilah populer) adalah sistem transportasi angkutan massal di Jawa Tengah yang memiliki kualitas tinggi dan berbasis sistem transit yang cepat, nyaman, dan biaya murah.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menghadirkan Trans Jateng guna menyediakan layanan transportasi umum yang murah dan nyaman. Trans Jateng sendiri memiliki konsep yang mengarah ke aglomerasi untuk pengembangan ekonomi wilayah, atau konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan dalam rangka penghematan karena lokasinya yang berdekatan. Selain itu, juga menjadi solusi alternatif saat angka kecelakaan dan kepemilikan kendaraan pribadi masih tinggi yang berdampak pada kemacetan di beberapa daerah.
Sejak tahun 2017 Trans Jateng sudah mulai beroperasi dan menjadi bagian dari program Pemerintah Provinsi Jateng yang digagas oleh Bapak Gubernur Ganjar Pranowo. Bus ini memiliki enam koridor dengan total 98 armada dan tahun depan ditambah satu menjadi tujuh koridor. Hal tersebut sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang sudah dicanangkan sampai tahun 2023, dengan membuka pelayanan sebanyak tujuh koridor” untuk Layanan rutenya meliputi Semarang-Bawen, Purwokerto-Purbalingga, Semarang-Kendal, Purworejo-Magelang, Solo-Sragen, dan Semarang-Grobogan.
Fenomena kenaikan harga BBM yang terjadi akhir-akhir ini membuat masyarakat beralih menggunakan angkutan umum demi menghemat pengeluaran. Prioritas utama program Trans Jateng adalah memberikan pelayanan transportasi yang murah pada buruh, pelajar atau mahasiswa, veteran. Setelah itu, baru untuk penumpang umum lainnya. Untuk biaya naik BRT Trans Jateng ini terbilang sangat terjangkau, untuk kategori pelajar atau mahasiswa dan pekerja atau buruh hanya dikenai tarif khusus sebesar Rp1.000. Tarif khusus pelajar dan mahasiswa tidak berlaku di hari ibur nasional termasuk hari minggu. Sedangkan untuk penumpang umum dikenai tarif umur sebesar Rp4.000.
Salah seorang Mahasiswa UIN Walisongo Semarang merasa senang dengan beroperasinya BRT Trans Jateng rute Semarang-Grobogan, Saat ditemui di Terminal Penggaron, gadis berhijab ini mengungkapkan dengan tarif Rp 1.000, dia dapat berpergian ke daerah semarang dan sekitarnya lebih mudah dan murah.
“Tarif Trans Jateng terbilang sangat murah dibandingkan dengan bus umum lainnya, bus ini sangat diminati banyak orang karena dapat menghemat pengeluaran dan terhindar dari kemacetan” katanya.
Hingga saat ini, program yang digagas oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ini mampu menggeser 46 persen orang yang dulunya beraktivitas, bersekolah maupun bekerja selalu menggunakan kendaraan pribadi, kemudian beralih menjadi pengguna Trans Jateng yang lebih cepat dan hemat. Selain itu, program Trans Jateng juga meneguhkan pengarusutamaan gender yang memberikan perhatian lebih terhadap perempuan. Kebijakan itu dilakukan dengan menyediakan space yang lebih besar bagi kaum perempuan sebagai previlege kenyamanan mereka.
BRT Trans Jateng juga sebagai langkah pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan yang semakin meningkat disetiap tahunnya. Selain itu, juga terdapat pengurangan biaya Rp100.300 per orang per bulannya. Artinya, BRT Trans Jateng menjadikan penumpang lebih menghemat pengeluaran. Fakta lain, 20 persen dari total kru BRT Trans Jateng adalah masyarakat yang kurang mampu yang dipekerjakan agar memperoleh pendapatan yang sesuai, hadirnya program ini memberikan peluang kerja baru untuk masyarakat yang kurang mampu agar lebih produktif.


Sumber: jatengprov.go.id
Penulis : Qurroti A`yun (Kader Forshei Angkatan 2020)