INDONESIA RAIH PERINGKAT PERTAMA ISLAMIC FINANCE COUNTRY INDEX (IFCI) PADA GLOBAL ISLAMIC FINANCE REPORT 2021

Indonesia meraih peringkat pertama Islamic Finance Country Index (IFCI) pada Global Islamic Finance Report 2021. Hal ini terutama karena Indonesia memiliki sektor keuangan sosial Islam yang paling dinamis di antara seluruh negara di dunia. Pencapaian IFCI yang membanggakan tahun ini diharapkan dapat mendukung perkembangan industri keuangan syariah Indonesia untuk terus tumbuh, sebagai bagian dari rencana ekonomi global untuk mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi. Demikian disampaikan Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo dalam seminar internasional Keuangan Islam Cambridge IFA yang mengangkat tema “Peran Keuangan Islam di Dunia Pasca-Covid" secara virtual, 29 Oktober 2021. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Puncak Acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 tahun 2021, hari kelima. 

IFCI merupakan pemeringkatan kondisi perbankan dan keuangan syariah berbagai negara dan relatif penting dalam konteks nasional dan internasional. Dalam hal ini, Bank Indonesia berupaya untuk senantiasa mendorong pengembangan industri keuangan sosial syariah, mendukung kemajuan FinTech, serta pembiayaan hijau yang diharapkan dapat mendorong pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Dukungan penuh dari Presiden, unsur lembaga Pemerintah, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan juga berperan penting dalam mempromosikan pasar modal syariah di Indonesia. Dalam hal ini, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNEKS) berperan penting dalam mendorong perbankan dan keuangan syariah menjadi lebih dikenal di industri jasa keuangan syariah global.

Masih dalam rangkaian kegiatan Puncak Acara ISEF ke-8 tahun 2021, Deputi Gubernur BI, Sugeng dalam acara seminar internasional Wakaf yang mengangkat tema “Memperkuat Sinergi Keuangan Komersial dan Sosial Syariah, Lintas Batas dan Inovasi Digital untuk Optimalisasi Wakaf yang Lebih Baik" mengungkapkan Indonesia memiliki aset wakaf dan potensi wakaf uang yang sangat besar untuk memajukan sektor wakaf sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar, masing-masing sebesar 2.000 triliun Rupiah dan 180 triliun Rupiah. Melalui pengelolaan yang efektif dan inovatif, wakaf produktif akan meningkatkan efisiensi, mempercepat pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sugeng menambahkan, peran wakaf sebagai bagian dari ekonomi dan keuangan syariah sangat penting di era kenormalan baru, dan posisinya yang unik untuk membantu memulihkan dan membangun kepercayaan dari pembangunan ekonomi adalah salah satu kontribusi yang dapat direncanakan oleh ekonomi dan keuangan syariah.

Professor of Practice and Director AU Center for Excellence in Islamic Finance, Dr Adnan Aziz yang juga Kepala Editor Cambridge GIFR 2021 menyebut Indonesia unggul di hampir semua aspek. Dua hal yang paling berkontribusi utama yakni perkembangan keuangan sosial syariah, dan pasar modal syariah khususnya penerbitan sukuk dan inovasi instrumen.

Indonesia memperoleh komitmen tinggi dari sisi dukungan regulator, baik kementerian maupun kolaborasi dengan berbagai lembaga. Sehingga, program-program pengembangan diharmonisasi menjadi satu tujuan. Ini sesuai dalam Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia yang diluncurkan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. Indonesia menjadi pemain yang sangat strategis secara global. Dalam lima tahun terakhir, industri keuangan syariah Indonesia menjadi salah satu yang paling pesat berkembang di antara negara Organisasi Kerja Sama Islam, baik dari sisi supply maupun demand.

Kementerian Keuangan menjadi salah satu pendorong utama di sisi perkembangan pasar modal syariah dengan penerbitan sukuk. Kementerian bekerja sama dengan sejumlah lembaga seperti Badan Wakaf Indonesia untuk mengembangkan produk inovatif sukuk seperti Cash Waqf Linked Sukuk, dan penerbitan green sukuk. Sukuk global Indonesia juga menempati proporsi paling besar hingga 2021 yakni 22,94 persen senilai 23,65 miliar dolar AS. Diikuti oleh Arab Saudi dengan nilai 18 miliar dolar AS, Uni Emirat Arab sebesar 8,7 miliar dolar AS, dan Malaysia sebesar 8,3 miliar dolar AS.

Di pasar internasional tahun ini, total penerbitan Sukuk Negara Internasional hingga 21 Oktober 2021 tercatat mencapai 103,07 juta dolar AS. Di dalam negeri, sukuk negara juga memainkan peran penting dalam membangun infrastruktur dan memiliki berbagai inovasi seperti sukuk ritel dan sukuk hijau. Selain itu, peranan kuat keuangan sosial syariah juga semakin berkontribusi pada pengembangan keuangan Islam Indonesia. Sebagai contoh, dilaporkan bahwa Indonesia sendiri memiliki sekitar 1.400 kilometer persegi tanah wakaf dengan perkiraan nilai 60 miliar dolar AS. Jika lahan ini digunakan secara produktif maka dapat memperoleh keuntungan konservatif sebesar lima persen per tahun, atau sekitar tiga miliar dolar AS. Ini dapat digunakan untuk membiayai banyak inisiatif dan program sosial ekonomi nasional.

Selain itu, Indonesia juga punya peluang semakin signifikan di sisi perbankan syariah setelah penggabungan tiga bank syariah menjadi Bank Syariah Indonesia. Penggabungan atau akuisisi ini menjadi salah satu tren yang terjadi di negara-negara Islam dan memperkuat basis keuangan komersial syariah secara global. Dari beberapa faktor itulah yang melatarbelakangi indonesia raih peringkat pertama Islamic Finance Country Index (IFCI) pada Global Islamic Finance Report 2021.

Sumber gambar: madaninews.id
Penulis: Anggi Nofita Sari