Menurut N. Gregory Mankiw dalam Principles of Economics, inflasi adalah kenaikan tingkat harga secarakeseluruhan dalam perekonomian, bukan hanya pada satujenis barang atau jasa. Sementara itu, Sadono Sukirno dalam“Makro ekonomi: Teori Pengantar” menjelaskan bahwa inflasimerupakan kenaikan harga umum yang terjadi secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, inflasi mencerminkan kecenderungan harga-harga naik secaraberkelanjutan, bukan sekadar perubahan musiman.
1. Jenis-jenis Inflasi
a. Berdasarkan Besaranya
1. Jika kurang dari 10% setahun, maka inflasi ringan
2. Jika 10% - 30 % setahun, maka inflasi sedang
3. Jika 30% - 100% setahun, maka inflasi berat
b. Berdasarkan Penyebabnya
1. Demand Pull Inflation (Inflasi Tarikan Permintaan)
Terjadi ketika permintaan agregat (total permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa)meningkat lebih cepat dibandingkan dengankemampuan produksi ekonomi. Contohnya, saatkonsumsi masyarakat naik drastis menjelang hari besarnasional, produsen tidak mampu menambah pasokanbarang dengan cepat, sehingga harga-harga pun naik.
2. Cost Push Inflation (Inflasi Dorongan Penawaran)
Disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang kemudian mendorong naiknya harga jual barang dan jasa. Misalnya, kenaikan harga minyak dunia menyebabkan biaya transportasi dan produksimeningkat. Akibatnya, produsen menaikkan harga jualproduk untuk menjaga keuntungan, dan harga di pasar pun ikut naik secara umum.
3. Spiraling Inflation (Inflasi yang terjadi sebelumnnya)
Spiraling inflation adalah kondisi ketika inflasiyang pernah terjadi memicu gelombang inflasiberikutnya, sehingga harga-harga terus naik dalampola yang berulang. harga bahan pokok naik 10% karena harga minyak dunia meningkat. Pekerja lalumenuntut kenaikan gaji agar daya belinya tidak turun. Perusahaan menyetujui kenaikan gaji itu, tetapiakibatnya biaya produksi bertambah. Untuk menutupibiaya, harga barang kembali dinaikkan. Beberapabulan kemudian, para pekerja kembali memintakenaikan upah karena harga kembali naik dan siklusini terus berulang. Inilah yang disebut spiralinginflation
4. Imported Inflation dan Domestic Inflation
Imported inflation terjadi ketika harga barang impornaik, misalnya akibat melemahnya nilai tukar ataukenaikan harga di negara pengekspor. Bahkan, konflikglobal pun bisa memperburuk kondisi ini. Sementaraitu, domestic inflation muncul karena faktor dalamnegeri, seperti kebijakan pemerintah, pasar tenagakerja, atau distribusi barang yang tidak efisien.
Penyebab inflasi menurut Taqiuddin Ahmad Al Maqrizi
1. Inflasi alamiah adalah kenaikan harga yang terjadi secarawajar akibat faktor-faktor alam yang berada di luar kendalimanusia. Contohnya, saat terjadi banjir besar, gempa bumi, atau kemarau panjang, proses produksi dan distribusikebutuhan pokok seperti pangan dan bahan bakar bisaterganggu. Akibatnya, pasokan menurun sementarapermintaan tetap tinggi, yang akhirnya mendorongkenaikan harga di pasar.
2. Human Error Inflation, yaitu kenaikan harga yang disebabkan oleh kesalahan manusia, baik dalampengambilan keputusan kebijakan maupun manajemenoperasional. Kesalahan ini bisa terjadi pada pemerintah, perusahaan, atau individu.disebabkan. Contoh: korupsi, percetakan uang berlebihan dll
Akibat inflasi dalam perspektif islam
1. Self-feeding Inflation (gangguan pada fungsi uang dan inflasi berulang): Inflasi menurunkan nilai uang, menyebabkan masyarakat segera membelanjakannya, yang kemudian memperburuk inflasi berkelanjutan (Self-feeding Inflation).
2. MPS (Marginal Propensity to Save): Nilai tabungantergerus inflasi, membuat orang enggan menabungsehingga mengurangi modal untuk investasi produktif.
3. MPC (Marginal Propensity to Consume): Masyarakat terdorong mengonsumsi barang non-primer untukmenghindari penurunan nilai uang, yang bertentangandengan prinsip ekonomi syariah.
4. Hoarding (mendorong investasi non produktif dan perilakumenumpuk kekayaan): Inflasi mendorong perilakumenimbun kekayaan (hoarding) pada aset non-produktifseperti emas, bukan pada sektor produktif yang bermanfaat, seperti pertanian atau perdagangan.
Perbandingan Inflasi Klasik dan Ekonomi Islam
1. Dasar Pemikiran
a. Ekonomi Klasik: Inflasi terjadi karena pertumbuhan jumlah uang beredar lebih cepat dibanding pertumbuhan barang dan jasa (teori kuantitas uang).
b. Ekonomi Islam: Inflasi muncul akibat penyimpangan nilai moral dan ketidakseimbangan antara sektor moneter dan sektor riil.
2. Penyebab Inflasi
a. Ekonomi Klasik: Disebabkan oleh faktor permintaan berlebih (demand-pull), biaya produksi naik (cost-push), dan kebijakan moneter longgar.
b. Ekonomi Islam: Disebabkan oleh praktik riba, penimbunan barang (ikhtikar), pencetakan uang tanpa dukungan aset riil, serta lemahnya distribusi kekayaan.
3. Dampak yang Ditekankan
a. Ekonomi Klasik: Menurunnya daya beli dan ketidakseimbangan pasar.
b. Ekonomi Islam: Meningkatnya ketimpangan sosial dan berkurangnya keadilan ekonomi.
4. Solusi dan Kebijakan
a. Ekonomi Klasik: Mengendalikan uang beredar, menaikkan suku bunga, dan mengatur belanja pemerintah.
b. Ekonomi Islam: Melarang riba dan spekulasi, memperkuat zakat dan infak, serta mendorong investasi produktif di sektor riil.
Sumber:
Mankiw, N. Gregory. Principles of Economics. 9th Edition. Cengage Learning, 2021.
Sukirno, Sadono. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Rajawali Press, 2016.
Chapra, M. Umer. Islamic Economic Thought and Institutions. The Islamic Foundation, 2016