Jenis-jenis Pengangguran

 


Jenis-Jenis Pengangguran

Pengangguran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu berdasarkan penyebabnya dan berdasarkan cirinya:

a. Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya

1. Pengangguran Friksional

Pengangguran ini terjadi ketika seseorang sedang berpindah pekerjaan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, meskipun sebelumnya ia sudah memiliki pekerjaan. Jadi, pengangguran ini bukan disebabkan oleh kurangnya lapangan kerja, melainkan karena proses perpindahan kerja.

Contoh: Seorang karyawan resign dari pekerjaannya di perusahaan lama karena ingin mencari pekerjaan dengan gaji dan lingkungan yang lebih baik. Selama masa pencarian kerja, ia termasuk penganggur friksional.

2. Pengangguran Struktural

Pengangguran jenis ini terjadi karena perubahan struktur ekonomi, misalnya perubahan selera masyarakat, perkembangan teknologi, atau meningkatnya persaingan global. Akibatnya, ada industri yang menurun sehingga tenaga kerja yang memiliki keterampilan di bidang tersebut tidak lagi dibutuhkan.

Contoh: Industri sepatu lokal gulung tikar karena kalah bersaing dengan produk impor yang lebih murah, sehingga pekerjanya menjadi penganggur.

3. Pengangguran Teknologi

Pengangguran yang muncul ketika tenaga manusia digantikan oleh mesin atau teknologi baru. Perusahaan yang menggunakan teknologi lebih canggih sering kali mengurangi jumlah pekerja karena dianggap lebih efisien.

Contoh: Operator produksi di pabrik tekstil diberhentikan karena perusahaan mengganti proses produksi dengan mesin otomatis berbasis robotik.

4. Pengangguran Musiman

Jenis pengangguran ini dialami oleh pekerja di sektor tertentu yang sangat bergantung pada musim, seperti petani, nelayan, atau penyadap karet. Mereka hanya bekerja pada waktu tertentu, misalnya saat musim tanam atau panen, dan menganggur ketika di luar musim.

Contoh: Petani padi hanya bekerja saat musim tanam dan panen. Di luar musim itu, mereka tidak memiliki pekerjaan tetap.

5. Pengangguran Sukarela (Voluntary)

Pengangguran voluntary terjadi ketika seseorang tidak bekerja karena pilihan pribadi mereka. Mereka mungkin memiliki kemampuan untuk bekerja, tetapi memutuskan untuk tidak bekerja sementara, mungkin karena mereka ingin fokus pada pendidikan, merawat keluarga, atau mengambil cuti.

Contoh: Seorang ibu rumah tangga yang memilih untuk tidak bekerja agar bisa merawat anak-anaknya.

6. Pengangguran Siklikal

Jenis pengangguran ini muncul karena siklus ekonomi. Saat permintaan barang dan jasa menurun, perusahaan mengurangi produksi dan melakukan PHK. Sebaliknya, ketika permintaan meningkat, perusahaan akan kembali merekrut pekerja. Pengangguran ini terjadi saat perekonomian sedang mengalami kemerosotan.

Contoh: Saat terjadi krisis ekonomi, permintaan barang menurun dan pabrik melakukan PHK besar-besaran. Setelah ekonomi membaik, mereka baru merekrut kembali.

b. Pengangguran Berdasarkan Cirinya

1. Pengangguran Tersembunyi

Pengangguran ini sering terjadi di sektor pertanian atau jasa, terutama di negara berkembang. Jumlah pekerja lebih banyak daripada yang sebenarnya dibutuhkan, sehingga tidak semua tenaga kerja memberi kontribusi produktif.

Contoh: Petani dengan lahan sempit namun banyak anggota keluarga yang ikut bekerja, atau restoran kecil dengan terlalu banyak pelayan.

2. Pengangguran Terbuka

Pengangguran yang terjadi saat jumlah pencari kerja lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lowongan yang tersedia. Dengan kata lain, meskipun banyak orang ingin bekerja, lapangan kerja tidak cukup menampung mereka.

Contoh: Seorang lulusan baru sudah melamar ke banyak perusahaan namun belum diterima kerja karena lapangan pekerjaan terbatas.

3. Pengangguran Terselubung

Jenis pengangguran ini terjadi ketika seseorang tidak memanfaatkan kemampuannya secara penuh dalam bekerja. Artinya, individu tersebut sebenarnya mampu melakukan pekerjaan yang lebih produktif, namun karena keterbatasan kebutuhan tenaga kerja, potensi yang dimilikinya tidak digunakan secara optimal.

Contoh: Seorang pegawai administrasi dengan gelar sarjana ekonomi hanya diberi tugas sederhana seperti mengarsip dokumen, padahal ia mampu melakukan analisis keuangan yang lebih kompleks.

4. Setengah Menganggur (Underemployment)

Kengangguran yang terjadi saat seseorang hanya bekerja dengan jam kerja yang sangat sedikit, misalnya hanya beberapa jam per hari atau hanya beberapa hari dalam seminggu. Mereka tidak sepenuhnya menganggur, tetapi juga tidak bekerja sesuai kapasitas penuh

Contoh: Buruh bangunan yang hanya mendapat pekerjaan dua hari dalam seminggu karena proyek sedang sepi, sehingga jam kerjanya jauh di bawah normal (Ubaidillah dan Yasin, 2024).

Ubaidillah, M. R. S. Al, & Yasin, M. (2024). Analisis Pengangguran dan Kebijakan Pemerintah Terhadap Perekonomian Indonesia. Jurnal Riset Ekonomi Dan Akuntansi, 2(3), 34–42. https://doi.org/10.54066/jrea-itb.v2i3.2123