Indonesia, Tuan Rumah Pertemuan IMF dan World Bank 2018

International Monetary Fund atau lebih terkenal dengan sebutan singkatan IMF, adalah organisasi dunia yang bertugas mengatur sistem keuangan internasional dan menyediakan pinjaman kepada negara-negara yang membutuhkan. Pada kesempatan sekarang ini tahun 2018 Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF dan World Bank yang akan dihadiri 15.000 anggota delegasi dari 189 negara selama tujuh hari.
Sumber gambar : https://kominfo.go.id

Pada pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) yang telah digelar pada tanggal 8-14 Oktober 2018 berlokasi di Nusa Dua, Bali. Dalam pertemuan tahunan tersebut dihadiri oleh Menko Maritim, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Direktur IMF, dan juga presiden World Bank Group.

Terdapat delapan topik utama yang menjadi fokus Indonesia selama pertemuan ini dilangsungkan. Kedelapan topik itu adalah: ekonomi digital, urbanisasi, sumber daya manusia, pembiayaan dan asuransi untuk risiko bencana, perubahan iklim, pembiayaan infrastruktur, penguatan moneter internasional, serta ekonomi syariah. Dari kedelapan topik tersebut didapatlah beberapa kesepakatan yang diperoleh Indonesia, diantaranya pertama, bantuan bencana. Diketahui bahwa sebelum berlangsungnya acara ini Indonesia dilanda bencana gempa bumi dan tsunami sehingga beberapa lembaga keuangan memberikan hibah dan pinjaman untuk pendanaan penanganan bencana di Sulteng dan Lombok, NTB, serta wilayah terdampak lainnya.

Kedua, investasi bidang infrastruktur. Selama sidang tahunan, pemerintah menawarkan 80 proyek dari 21 BUMN senilai USD 42 miliar atau sekitar Rp 630 triliun kepada investor. Sebanyak 19 proyek senilai USD 13,5 miliar atau Rp 202 triliun disepakati. Ketiga, pengembangan SDM (sumber daya manusia) guna mengerek human capital index Indonesia. Salah satu perusahaan teknologi terbesar di Tiongkok, Alibaba, akan membantu pengembangan SDM Indonesia dengan program 1.000 pengusaha bidang digital. Diharapakan dengan adanya kerjasama ini akan membawa dampak perubahan bagi sumber daya manusia Indonesia untuk lebih unggul dan produktif
Keempat, bidang kesehatan. Terdapat bantuan dari Gates Foundation kepada PT Bio Farma (Persero) dalam riset pengembangan vaksin. Kelima, pemanfaatan teknologi yang menghasilkan 12 prinsip bisnis financial technology (fintech) yang akan dikaji pemerintah sebagai dasar pembuatan kebijakan.  Keenam, kerja sama Bank Indonesia (BI) dengan bank sentral Singapura melakukan swap dan repo senilai USD 10 miliar untuk mempertebal cadangan devisa. "Ini untuk menghadapi Game of Thrones yang tidak mudah ini," ujar Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara. (jawapos.com)
Terakhir, pengenalan alternatif instrumen pembiayaan berbasis syariah, yakni green sukuk. "Mungkin ini yang pertama atau satu-satunya. Kami progresif sekali dalam hal ini dan dapat apresiasi dari market," imbuhnya.

Dalam pertemuan  ini pula telah terjadi kesepakatan adanya investasi senilai 202 triliun dalam 16 proyek, kemudian Asian Development Bank dan World Bank akan memberikan hutang untuk pembangungan infrastruktur di Indonesia serta dana ghibah untuk bantuan gempa dan tsunami yang terjadi di Indonesia. Bantuan tersebut membantu Indonesia untuk memperbaiki kerusakakan akibat bencana alam, sehingga kerusakan langsung dapat diperbaharui.

Menjadi tuan rumah dalam pertemuan tahunan IMF dan WB 2018, memberikan dampak positif yang langsung dirasakan oleh Indonesia seperti naiknya pendapatan di daerah Bali yang didapat dari akomodasi, transportasi, dan belanja peserta. Tidak hanya itu juga pertemuan tahunan ini telah membuka 32.700 lapangan pekerjaan terutama disektor pariwisata.  Sehingga banyak tempat wisata di Bali yang baru dibuka dan diperkenalkan.

Keuntungan jangka panjang untuk pemerintah Indonesia yaitu diperhatikan oleh dunia bahwa Indonesia adalah negara yang mampu meningkatkan dan menstabilkan perekonomian secara pesat, mendorong terjadinya investasi terutama disektor infrastuktur dan pariwisata, sehingga secara tidak langsung pertemuan ini juga memperkenalkan destinasi wisata Indonesia yang diharapkan mampu meningkatkan jumlah wisatawan  asing maupun domestik ke Bali.

Pada closing statement Sri Mulyani selaku menteri keuangan Indonesia menyampaikan bahwa beliau akan mendoakan negara-negara di Amerika Serikat, Eropa, Asia, Afrika dan Australia agar bisa bertahan menghadapi winter yang akan datang. Begitu banyak orang-orang penting dunia yang memuji akan keberhasilan dalam mengadakan pertemuan tahunan IMF dan WB 2018. Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan, Bali merupakan lokasi terbaik selama sejumlah pertemuan IMF-WBG yang diikutinya. Bahkan Menko Kearitiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa IMF-WB Meeting di Bali adalah yang terbesar sejak tahun 1946. Diharapkan setelah terselenggaranya acara ini dapat menigkatkan perekonomian Indonesia dan beberapa kesepakatan diatas dapat tercapai secara maksimal serta jalinan hubungan internasional menjadi lebih harmonis.

Oleh : Fifin Safitri (Kader 2016)