Menulis: Bisa Karena Terbiasa


Mungkin menurut sebagian orang menulis itu sudah hal yang biasa, mulai dari menulis artikel, opini, cepen dan lain-lain. Sedangkan saya yang hanya orang awam masih bertanya-tanya apa itu kepenulisan. Yaa, mungkin karena saya belum pernah berkecimpung kesana juga. Awal mula memasuki dunia perkuliahan saya sering mendengar kata kepenulisan, tetapi kata itu masih asing di telinga saya. Kemudian setelah masuk dunia pekuliahan saya berada di sekitar orang-orang yang ingin belajar "menulis" rasanya terzholimi banget dongg. 

Berada disekeliling mereka membuat saya akan lebih betanya-tanya apa arti menulis sesungguhnya. Apa tujuan dari menulis dan apa yang akan didapatkan oleh penulis dari membuat sebuah karya tulisnya. Perlahan demi pelahan saya mencoba mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang ada dipikiran saya, ternyata jawabannya masih di ambang kegalauan. Hingga saya mencoba membaca tulisan-tulisan yang ada di internet dan mencoba memahami. Namun, tulisan demi tulisan yang telah terbaca belum memberikan jawaban kegalauan saya. 

Kebetulan saya mengikuti organisasi yaitu forshei, yang katanya organisasi terkeren versi  saya loh yaaa hehee. Setelah kepengurusan, saya masuk ke divisi media dan penerbitan. Divisi ini memberikan saya wadah untuk belajar tentang media dan belajar mengenai kepenulisan. Tidak pernah terlintas dalam pikirin saya bahwa akan mendapat banyak pelajaran tentang media pluss kepenulisan. Dari sinilah pertanyaan yang menggalaukan dalam pikirin saya mulai terjawab satu persatu.

Saya sangat bersyukur pertanyaan-pertanyaan yang jadi toxic dalam pikiran saya mulai terjawab setelah saya diberi kesempatan untuk belajar kepenulisan. Ditambah dengan pendampingan dari teman-teman yang sangat baik dan sabar. Awal mula  mencoba untuk menulis sering kali revisi, bisa dibilang revisi itu sarapan pagi saya, bukan lebay ini pada faktanya. Dibalik revisi yang berkali-kali ada orang-orang sabar di dalamnya. Mereka tidak pernah sombong untuk membagikan ilmu yang dimilikinya. Bahkan selalu memberikan pengalaman dan terus mengajak untuk belajar, kata yang tidak pernah lupa dihaturkan olehnya selalu memberikan semangat. 

Setelah beberapa bulan berkecimpung pada kepenulisan, ternyata menulis bukan menjadi hal yang asing. Pertanyaan-pertanyaan yang membuat saya galau sudah liris terjawab. Dan kini saya sadar betapa berharganya ilmu kepenulisan. Selain bermanfaat untuk diri sendiri, kita dapat membuat orang yang tidak tau menjadi tau lewat tulisan kita. 

Penulis dapat menuangkan banyak hal yang dirasakannya. Menulis bermanfaat untuk meningkatkan suasana hati dan menyalurkan kreativitas. Dengan menulis, karya dapat terkenang meski sang penulis telah tiada. 

Menulis memang bukanlah suatu hal yang mudah, namun belajar menulis adalah hal yang perlu dicoba. Belajar menulis tidak cukup hanya satu atau dua kali bahkan harus berkali-kali. Seorang  penulis terkenal saja masih belajar untuk jadi penulis yang baik. So, jangan sia-siakan kesempatan yang ada. Jangan pernah malu untuk memulai hal yang baik, jangan pernah merasa minder. Karena orang sukses tidak pernah malu untuk memulai yang iya tidak tahu.

~Jika bibir tidak bisa mengucapkan secara lisan, Maka tangan dan pulpen yang akan mewakilkannya dengan  tulisan~


Sumber Gambar: finansialku.com

Penulis:

Alvina Malinda Febrianty Fu'adi