ASURANSI SYARIAH DAN PEGADAIAN SYARIAH

A. Akad-akad pembentuk dari asuransi dan pegadaian islam

Asuransi Syariah adalah asuransi berdasarkan prinsip syariah dengan usaha tolong-menolong (ta’awuni) dan saling melindungi (takafuli) diantara para Peserta melalui pembentukan kumpulan dana (Dana Tabarru’) yang dikelola sesuai prinsip syariah untuk menghadapi risiko tertentu. Akad-akad dalam asuransi syariah antara lain :
1. Akad tabaru’
2. Akad ijarah
3. Akad wakalah bil ujrah
4. Akad Mudharabah

Pegadaian Syariah adalah penahanan suatu barang (bergerak dan tidak bergerak) milik pihak lain (debitur) oleh suatu pihak (bank) dengan pemberian hak kepada bank untuk mengambil pelunasan atas piutang bank kepada debitur tersebut
Akad akad dalam pegadaian syariah antara lain :
1. Akad ijarah
2. Akad Rahn

B. Perbandingan konsep syari’ah dan konvensional

1. Perbedaan asuransi syariah dan konvensional antara lain :
a. Konsep asuransi syariah memiliki konsep sharing risk sedangkan asuransi konvensional memakai konsep transfer risk
b. Pengelolaan dana
c. Pembagian keuntungan
d. Sistem perjanjian
e. pengawasan

2. Perbedaan konsep pegadaian syari’ah dan konvensional antara lain :
a. gadai emas dalam konvensional memakai bunga, gadai emas dalam syariah bebas dari bunga
b. pegadaian konvensional menentukan sewa atau bunga modal berdasarkan pinjaman yang diajukan, sedangkan pegadaian syariah menentukan besaran pinjaman dan biaya pemeliharaan berdasarkan taksiran emas yang digadaikan
  
C. Prinsip operasional asuransi syariah dan pegadaian syariah

1. Prinsip operasional asuransi syariah antara lain :
a. Tauhid 
b. Keadilan
c. Tolong menolong
d. Kerjasama 
e. Amanah
f. Kerelaan
g. Larangan riba
h. Larangan Judi
i. Larangan Gharar

Prinsip operasional pegadaian syariah,
Landasan akad yang digunakan dalam operasional perusahaan dalam pegadaian syariah adalah rahn.

2. Skema Operasional
a. Nasabah menjaminkan barang (marhun) kepada pegadaian syariah untuk mendapatkan pembiayaan. Kemudian pegadaian menaksir barang jaminan tersebut untuk dijadikan dasar dalam memberikan pembiayaan.
b. Pegadaian syariah dan nasabah menyapakati akad gadai. Akad ini meliputi jumlah pinjaman, pembebanan biaya jasa simpanan dan biaya administrasi. Jatuh tempo pengembalian pembiayaan yaitu 120 hari (4 bulan).
c. Pegadaian syariah memberikan pembiayaan atau jasa yang dibutuhkan nasabah sesuai kesepakatan.
d. Nasabah menebus barang yang digadaikan setelah jatuh tempo. Apabila pada saat jatuh tempo belum dapat mengembalikan uang pinjaman, dapat diperpanjang 1 (satu) kali masa jatuh tempo, demikian seterusnya. Apabila nasabha tidak dapat mengembalikan uang pinjaman dan tidak memperpanjang akad gadai, maka pegadaian dapat melakukan kegiatan pelelangan dengan menjual barang tersebut untuk melunasi pinjaman.
e. Pegadaian (murtahin) mengembalikan harta benda yang digadai (marhun) kepada pemiliknya (nasabah).



Referensi :
http://www.asei.co.id/id/asuransi-syariah/
Uswatun Khasanah, asuransi dan penggadaian dalam perspektif islam, Ijtimaiyya, Vol. 7, No. 1, Februari 2014
www.kompasiana.com/operasional-gadai-syariah
https://www.syariahbank.com/perbedaan-gadai-syariah-dan-gadai-konvensional/


Sumber gambar : hellominata.com

Penulis: Tim forshei materi